Pages

Sunday, August 11, 2019

PNS Kerja dari Rumah, Yakin Bakal Lebih Produktif?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sistem kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) bakal berubah. Ke depannya, PNS bisa mengerjakan tugas di rumah masing-masing layaknya perusahaan rintisan (startup).

"Nanti akan bisa bekerja dari rumah, tinggal mengatur aturannya kayak gimana," jelas Deputi Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja.

Kepala Biro Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mohammad Ridwan mengatakan pemerintah melihat ada pergeseran berbagai jenis pekerjaan yang membuat wacana bekerja di rumah ini mencuat.


"Demikian pula jenis layanan yang dilakukan pemerintah kepada warganya," kata Ridwan melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/8/2019).

Sebagai contoh, fungsi dan tugas di Biro Humas BKN. Pekerjaan seperti membuat materi berita, mengontrol media sosial, siaran pers, dan lain-lainnya bisa dikerjakan melalui gadget.

"Contohnya hari ini, saya di Medan sudah approved berita, siaran pers, dan konten media sosial yang disiapkan anak-anak humas di Jakarta," katanya.

Dengan begitu, hasil liputan di beberapa lokasi di seluruh Indonesia dapat terkontrol. Kebutuhan untuk bertemu di kantor secara fisik, tambahnya, mulai berkurang.


Bagi pengusaha, wacana PNS bekerja di rumah perlu dilihat dengan pikiran terbuka apalagi saat ini memang sudah era digital. Rutinitas orang pun telah berubah karenanya.

"Buat saya mau kerja di mana saja yang penting produktivitasnya. Kalau tinggi kenapa enggak? Kalau duduk di kantor tapi output-nya lebih rendah, dibanding dia duduk di rumah kenapa enggak?" kata Ketua Umum Kamara Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Bekerja di rumah katanya menjadi hal biasa selama mampu memberikan hasil yang baik. Ia mengatakan wacana baru ini memang perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kecemburuan.


Terlepas dari hal itu, menurut Rosan, apabila wacana tersebut menjadi kenyataan, maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi lebih detail agar tidak timbul kecemburuan.

"Dilempar saja ke publik, sosialisasikan, resistensi atau penilaian. Yang biasa kerja di kantor, kemudian gak di kantor. Kita harus terbuka," jelasnya.
(hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YK2mKL
via IFTTT

No comments:

Post a Comment