Pages

Sunday, August 4, 2019

Sebelum Transaksi, Simak Kabar dari Emiten Pekan Lalu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekn lalu terkoreksi sebesar 0,65% ke level 6.340,18. Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga berdarah-darah.

Selain faktor eksternal, ada sejumlah berita dari emiten yang ikut mempengaruhi kinerja IHSG. Nah sebelum mulai transaksi hari ini, mari kita simak berita-berita aksi korporasi yang terjadi pekan lalu.

1. Bank Banten Siap Rights Issue di Akhir 2019
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) menyatakan akan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights Issue pada akhir tahun ini.

Rencana ini digulirkan setelah bank milik Pemprov Banten ini mendapat suntikan modal dari APBD provinsi senilai sekitar Rp 300 miliar.

2. Gagal Bayar, Benarkah Duniatex Perusahaan Tekstil Terbesar?
Grup Duniatex sedang dirundung masalah. Kredit bank dan kupon obligasi beberapa anak perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dinyatakan gagal bayar, atau minimal belum membayar cicilan pokok-bunga (missed payment) utangnya.

Statusnya sebagai perusahaan manufaktur tekstil terintegrasi dengan kapasitas terbesar di Indonesia, yang diungkapkan Euromonitor pada 2018 terkait dengan industri tekstil, tentu menjadi magnet bagi siapapun. Benarkah dia merupakan perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di bumi Indonesia?


3. Nexmedia Tutup Operasional, Induk Usaha Buka-Bukaan Alasannya

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) akhirnya menjelaskan alasan berhentinya operasional dari Layanan TV berbayar, Nexmedia pada 1 September 2019.

"Perseroan telah memutuskan mengkonsolidasi pelayanan konten (siaran berbayar) Nexmedia yang dimiliki oleh PT Mediatama Anugrah Citra ("MAC"), MAC merupakan anak perusahaan perseroan," kata Titi Maria Rusli selaku Corporate Secretary PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (02/08/2019).

4. Rogoh Rp 85 M, Edwin Soeryadjaya Tambah Porsi Saham Saratoga
Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) Edwin Soeryadjaya menambah kepemilikan saham di perusahaan investasi yang dibangun bersama rekannya, Sandiaga Uno ini. Penambahan kepemilikan tersebut dilakukan dalam beberapa kali transaksi.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode transaksi dilakukan dari tanggal 22 Juli 2019 hingga 29 Juli 2019 pada harga berbeda.

5. Terungkap! KRAS Undang 3 Mitra Strategis, Siapa Saja?
Emiten baja badan usaha milik negara (BUMN), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sedang menjajaki tiga mitra strategis baru untuk memperbaiki kinerja perseroan selain melakukan restrukturisasi. Tiga mitra strategis yang sedang dijajaki tersebut, yaitu Posco, Nippon Steel, Osaka Steel.

Direktur Utama Krakatau Steel mengatakan, saat ini KRAS sedang melakukan studi kelayakan atau feasibility study untuk mengoptimalkan kerja sama dengan mitra strategis tersebut. Silmy menyebut, dengan adanya mitra baru, kapasitas produksi Krakatau Steel akan digenjot menjadi 10 juta ton.

6. Baru Dijabat CEO Baru, Indosat Jajaki Rights Issue
Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) membuka peluang menghimpun pendanaan di pasar modal melalui mekanisme penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada semester kedua tahun ini.

Pasalnya, perusahaan dengan kode saham ISAT tersebut membutuhkan dana ekspansi sebesar Rp 10 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Belanja modal akan dipakai untuk membangun sebanyak 18.000 menara base tranceiver station (BTS) 4G sepanjang tahun 2019.

7. Garuda Bayar Lunas Sanksi Poles Lapkeu
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyampaikan telah menyelesaikan semua sanksi yang dikenakan bursa karena dampak penurunan

Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan sanksi ini telah dipenuhi sesuai dengan tenggat waktu yang telah diberikan bursa, yakni selambatnya pada 26 Juli 2019 lalu. Terdiri dari penyajian kembali laporan keuangan kuartal I-2019, public expose insidentil dan denda senilai Rp 250 miliar.

8. Pendapatan Susut, Laba Berlian Laju Tanker Merosot 83%
Emiten pelayaran, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menorehkan kinerja yang mengecewakan sepanjang paruh pertama tahun ini. Pasalnya, pendapatan dan laba bersih perusahaan kompak turun pada periode tersebut.

Hingga akhir Juni 2019, total pemasukan (top line) BLTA anjlok 16,61% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 10,57 juta atau setara Rp 149,53 miliar. Padahal pada semester I-2018, top line perusahaan mencapai US$ 12,68 juta atau Rp 179,22 miliar. (Asumsi kurs Rp 14.141/US$).

9. Laba Bumi Resources Turun, Ini Penjelasan Manajemen
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba bersih US$ 81 juta pada semester I-2019, turun 47% dibandingkan semester I-2018 senilai US$ 151,57 juta.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan kondisi global dan pelemahan di sektor batu bara menjadi penyebab utama turunnya laba perusahaan. Apalagi pada semester I-2019 harga batu bara turun hingga 8% menjadi US$ 53,2 per ton, dibandingkan periode yang sama 2018 senilai US$ 58 per ton. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Zz5O7k
via IFTTT

No comments:

Post a Comment