Pages

Saturday, August 17, 2019

Telegram, Aplikasi Andalan Pendemo Hong Kong

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar demonstran Hong Kong menggunakan media sosial (medsos) sebagai wadah untuk ikut mendukung aksi protes, yang masih bergulir selama beberapa pekan ini. Hal itu dilakukan agar mereka terhindar dari kejaran dan penangkapan oleh pihak polisi.

Namun, untuk kali ini pengunjuk rasa Hong Kong menggunakan medsos dengan menunjukkan kesadaran akan keamanan siber. Mereka juga meningkatkan pemahaman tentang bagaimana berkomunikasi secara efektif menggunakan media.

Telegram menjadi salah satu andalan para pendemo Hong Kong. Dilansir dari Bloomberg, jumlah pengguna pertama aplikasi ini melonjak signifikan berdasarkan data yang diungkap Sensor Tower.


Telegram bahkan mendapatkan 11.000 pengguna baru selama Juli di Hong Kong. Ia menjadi aplikasi dengan penginstalan melonjak empat kali lipat di Apple Store dan Google Play.

Ini menjadikan Telegram sebagai aplikasi no 7 paling banyak diunduh di Hong Kong. Padahal sebelumnya, ia berada di peringkat 88. Secara general, Telegram telah diinstal 1,7 juta kali di Hong Kong dan 365 juta kali secara global.

Telegram, Aplikasi Andalan Pendemo Hong KongFoto: Kronologi Demo Hong Kong Lumpuhkan Perekonomian (CNBC Indonesia TV)

"Telegram telah dibuat untuk berbagi berita, informasi tindakan, dan "intelijen" tentang berbagai kegiatan yang sedang berlangsung dan yang akan datang," kata King-wa Fu, associate professor di Journalism and Media Studies Center di Hong Kong University. Profesor ini menambahkan bahwa saluran-saluran menjadi saluran mobilisasi yang kuat, seperti alat koordinasi.
Randy Nelson, kepala wawasan seluler di perusahaan sensor data seluler, Sensor Tower yang berbasis di San Francisco juga mengatakan hal yang sama. "Faktanya, memang banyak aplikasi perpesanan seluler mengalami peningkatan yang luar biasa, dalam pengunduhan selama beberapa bulan terakhir," katanya.

Dia mengatakan, unduhan pertama dari aplikasi perpesanan Telegram di Hong Kong bulan lalu tumbuh 323%. Itu memperlihatakan adanya pertumbuhan sebesar 92% untuk seluruh dunia.

Selain Telegram, forum-forum lokal seperti LIHKG juga melihat pertumbuhan signifikan. Unduhan pertama aplikasi itu tumbuh 900% dari tahun ke tahun.

LIHKG, sebuah forum online yang mirip dengan Reddit. Aplikasi ini mendapat 120.000 pengguna baru, dibandingkan dengan 12.000 pada Juli 2018.

Tracy Loh, dosen senior manajemen komunikasi di Singapore Management University mengatakan medsos telah mengubah cara orang mendokumentasikan sejarah. Pada CNBC Internasional, dia mengutarakan bahwa medsos telah memainkan peran "lebih nyata" dalam protes 2019 dibandingkan pada protes sebelumnya.

Sama seperti "Umbrella Movement" pada 2014, medsos digunakan oleh pengunjukrasa untuk menyembunyikan identitas, menyebarkan informasi, memobilisasi demonstran dan menghindari penahanan. Tetapi, menurut Loh, peran medsos saat ini sudah lebih dari itu.

"Saya pikir apa yang telah berubah sekarang adalah medsos digunakan untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat. Kedua belah pihak menggunakan gambar kebrutalan polisi dan kebrutalan pengunjukrasa untuk memenangkan agenda mereka sendiri," katanya, seperti dilansir CNBC Indonesia dai CNBC Internasional akhir pekan ini.

Demonstrasi yang sedang berlangsung di Hong Kong dimulai sebagai demonstrasi damai melawan RUU Ekstradisi. Awalnya hanya segelintir orang, namun menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas dengan menuntut otonomi penuh dari Beijing.

Sesekali telihat ada kekerasan, juga gangguan pada aktivitas kota. Bahkan Bandara Internasional Hong Kong sempat ditutup pendemo, awal Agustus lalu.

Melalui medsos, para pengunjukrasa menyebar luaskan gambar salah seorang demonstran wanita yang terluka di bagian mata karena tembakan anggota kepolisian. Mereka juga menyebarkan beberapa video kebrutalan polisi.

Sementara itu, pihak berwenang China juga telah memanfaatkan kekuatan medsos untuk mempublikasikan video kendaraan militer yang sudah siaga. Bahkan, menyebar luaskan video para pengunjukrasa yang mengganggu jalannya transportasi umum.

"Media sosial telah digunakan sebagai alat dalam memperjuangkan opini publik," kata Loh lagi. Akibatnya, pengguna sulit dan konsumen konten online kerap berurusan dengan informasi yang salah dan berita palsu."

[Gambas:Video CNBC] (sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2P2cwlx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment