Pages

Tuesday, September 24, 2019

Cuma Modal Rp 6,7 Juta, Saat Listing Shaam NZIA Melesat 50%

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren penguatan signifikan pada saham yang baru IPO masih terus berlanjut. Hari ini saham emiten properti PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) yang baru dicatatkan di Bursa Efek Indonesia naik 50% ke posisi Rp 330 per saham dari harga penawaran umum Rp 220 per saham.

Saham NZIA ditransaksikan sebanyak 22 kali dengan nilai transaksi Rp 6,73 juta. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar NZIA di BEI tercatat sebesar Rp 725,19 miliar.


Perusahaan pengembang rumah tapak (landed house) dan transit oriented development (TOD) PT Nusantara Almazia melepas 461,53 juta saham atau setara dengan 21,003% sahamnya ke publik melalui skema penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO).

Dari aksi korporasi ini, perusahaan akan memperoleh dana segar sebesar Rp 101,53 miliar. Perseroan menunjuk Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Dalam seremoni pencatatan perdana, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, Nusantara Almazia menjadi perusahaan tercatat ke-38 di BEI.

Dia meyakini, meski kondisi pasar belakangan cukup dinamis, target BEI mematok 75 perusahaan tercatat hingga akhir tahun akan tercapai.

"DI pipeline, sudah ada 22 perusahaan yang sudah menyampaikan dokumen IPO," kata Nyoman, di BEI, Jakarta, Sudirman, Rabu (25/9/2019).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Nusantara Almazia Deddy Indrasetiawan mengungkapkan, dana IPO ini akan digunakan perusahaan untuk menambah portofolio perumahan perusahaan dengan mengakuisisi anak usaha baru.

Secara rinci, dana tersebut sebesar 38,62% akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan baru yakni PT Serena Inti Sejati (SIS) dengan porsi saham 68%. SIS adalah perusahaan pengembang properti di Karawang, Jawa Barat, yang memiliki landbank seluas 60 hektare.

Adapun, sebesar 12,51% dana IPO akan digunakan untuk mengambilalih piutang dan 48,87% digunakan sebagai modal kerja perusahaan dan anak usaha dalam bentuk pinjaman.

Hingga Mei 2019 lalu perusahaan mengantongi pendapatan senilai Rp 12,14 miliar, jumlah tersebut turun secara year on year (YoY) dari pendapatan di Mei 2018 Rp 23,94 miliar.

Pada periode yang sama perusahaan mengantongi kaba bersih sebesar Rp 3,91 miliar, naik signifikan dari Rp 35 juta di akhir Mei 2018. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2mACz5a
via IFTTT

No comments:

Post a Comment