Pages

Saturday, September 28, 2019

Jelang Ulang Tahun China, Demo Hong Kong Kembali Rusuh

Jakarta, CNBC Indonesia- Demonstrasi yang dilakukan massa pro demokrasi di Hong Kong kembali rusuh Sabtu (28/9/2019).

Polisi bahkan menembakkan gas air mata dan air guna membubarkan demo anti pemerintah, yang terus melempar batu ke jendela kantor pemerintahan dan memblokade jalan utama dekat markas besar Tentara pembebasan Rakyat China (PLA).

Para pengunjuk rasa berpakaian serba hitam dan memakai topeng. Mereka membawa payung sebagai alat perlindungan diri dari meriam air polisi. Polisi menembakkan air berwarna biru untuk membantu mengidentifikasi pendemo yang melarikan diri.


"Sekelompok besar pengunjuk rasa yang kejam menduduki Jalan Harcourt. Mereka juga melemparkan batu bata ke petugas polisi. Tindakan mereka menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan semua orang di lokasi," kata polisi dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Unjung rasa yang dilakukan kemarin juga dilakukan sebagai tanda ulang tahun Umbrella Movement ke-5. Gerakan ini menjadi simbol perlawanan massa pro demokrasi Hong kong, dimulai sejak 2014 lalu.

"Ini hari istimewa bagi para pemrotes Hong Kong. Kami akan tetap bersatu untuk memperjuangkan kebebasan," kata salah satu pengunjuk rasa, Sam, 33 tahun.


"Banyak orang yang merasa Hong Kong sudah mati 5 tahun lalu, tapi banyak masyarakat yang berjuang sampai hari ini di Hong Kong,".

Sebelumnya pada sore hari, pendemo membangun "Lenon Walls", grafiti anti pemerintah China. Upaya ini sudah dilakukan beberapa kali, meski kerap diruntuhkan massa pro China.

Akibat unjuk rasa, MRT menutup operasi di beberapa stasiun guna mencegah serangan baru. Sebelumnya menurut laporan polisi, pengunjuk rasa kerap merusak fasilitas stasiun.

Tiap akhir pekan pengunjuk rasa yang marah kepada aparat, membakar benda di jalanan. Pekan lalu, mereka menginjak dan membakar bendera China, lalu membuangnya ke sungai.

Para pendemo merencanakan akan terus melakukan demonstrasi menjelang ulang tahun China ke-70, Selasa 1 Oktober. "Ini waktunya bagi Raja Xi (Presiden China Xi Jinping) untuk waspada pada serangan kami sekarang. Kami berdiri dengan solidaritas, kami berdiri sebagai satu kesatuan," ujar aktivis massa pro demokrasi Hong Kong, Joshua Wong.

Wong adalah pemimpin pergerakan demokratisasi di China. Wong yang baru berumur 22 tahun, beberapa pekan lalu datang ke Jerman dan Amerika Serikat (AS) guna meminta dukungan "membebaskan" Hong Kong dari China.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2mxBqvX
via IFTTT

No comments:

Post a Comment