Salah satu diantaranya justru merasa minder dengan keberadaan Nadiem. Bukan karena prestasi yang diraih, melainkan usia yang terpaut jauh.
Dia adalah Sri Mulyani. Hal ini diungkapkannya kala manta Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjadi pembicara di Festival Transformasi.
"Saya berdiri dengan Nadiem, saya realize I'm old now. Reminder, saya diskusi apa yang dia pikirkan, itu proses yang membuat kita sadar, perubahan adalah keniscayaan," kata menteri berusia 57 tahun tersebut.
Dalam memeringati hari sumpah pemuda tersebut, Sri Mulyani mengingatkan agar kaum milenial bisa berperan aktif dalam melakukan perubahan. Teknologi yang berkembang pesat bisa dimanfaatkan secara maksimal.
"Tekno membantu kita untuk beradaptasi, hidup bersama teknologi adalah keharusan. If you not change, maka kamu punah seperti Dinosaurus. Berubahlah untuk lebih berguna," kata dia.
Kepunahan yang dimaksud Sri yakni membiarkan diri terbelenggu dalam rutinitas yang semu. Tanpa perkembangan dari hari ke hari, sementara di lain sisi pemuda dari belahan lainnya bisa berinovasi.
"If you not change, maka kamu punah. Change to be more effective, dan ini akan terus kita tanamkan kepada keseluruhan. Dengan bantuan teknologi, perubahan bisa dilakuakn dengan mudah dan mungkin painless painful," sebutnya.
Namun dia meyakini bahwa pemuda Indonesia bisa melakukannya. Selain Nadiem, Sri juga melihat pemuda lain yang sukses dengan teknologi.
"William dengan Tokped hanya 10 tahun 6 juta merchant. Kemenkeu 45rb pembayar pajak, itu 73 tahun. 75rb desa harusnya bisa," jelasnya lagi.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32YerKb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment