Pages

Monday, October 21, 2019

Karena 737 Max, Boeing Diminta Ganti CEO

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing kembali mendapat tekanan pada hari Senin (21/10/19), setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) merilis dokumen untuk Boeing.

Melansir AFP, dalam dokumen yang baru dirilis itu dipertanyakan mengenai apa yang Boeing tahu tentang sistem penanganan penerbangan utama yang ada hubungannya dengan dua kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat 737 Max.

Pesawat 737 Max buatan Boeing telah terlibat dalam dua kecelakaan dalam waktu enam bulan, dan menewaskan 346 orang secara total. Hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan terhadap kecelakaan yang menimpa Lion Air Indonesia dan Ethiopian Airlines ini. Akibat kecelakaan itu, pesawat terlarisnya itu telah dilarang beroperasi selama tujuh bulan terakhir.

Dokumen yang dirilis pada Senin itu dikeluarkan setelah pada Jumat, FAA melayangkan kritik tajam terhadap Boeing karena terbukti menahan dokumen-dokumen penting dalam penyelidikan kecelakaan selama berbulan-bulan.

Masalah ini memperdalam keraguan tentang kemampuan perusahaan untuk dapat memperoleh izin untuk mengoperasikan kembali pesawat terlarisnya, juga memperdalam isu penggantian pemimpinnya.

Seperti diketahui, pada 11 Oktober lalu dewan direksi Boeing telah menurunkan CEO Dennis Muilenburg dari jabatannya. Kritik FAA ini memperdalam isu bahwa Muilenburg bisa segera diusir dari perusahaan. Harga saham perusahaan juga telah jatuh selama dua hari berturut-turut.

Sebelumnya, akibat masalah ini, Wall Street telah menurunkan peringkat perusahaan. Selain itu, lembaga pemeringkat UBS juga menurunkan peringkat saham Boeing ke netral dari beli, dan memangkas target harga menjadi US$ 95 hingga US$ 375 per saham.


(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32MSYDO
via IFTTT

No comments:

Post a Comment