Pages

Wednesday, October 9, 2019

Perih! Damai Dagang Ternyata Masih Sekadar Harapan Palsu

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu (9/10/2019) dengan koreksi sebesar 0,17% ke 6.029,16. Pelaku pasar Tanah Air seiya sekata dengan investor Asia yang memilih berjaga jarak dulu dengan aset investasi berisiko seperti saham.

Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan Rabu di zona merah: indeks Nikkei terkoreksi 0,61%, indeks Hang Seng melemah 0,81%, dan indeks Straits Times berkurang 0,67%.


Sentimen negatif merebak setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia sedang melambat dan perlambatan itu dirasakan oleh hampir seluruh negara di dunia. Perang dagang dan kebijakan proteksionistis dituding menjadi pemicunya.

"Pada 2019, kami memperkirakan pertumbuhan yang lebih lambat di hampir 90% dunia. Ekonomi global sekarang berada dalam perlambatan yang tersinkronkan. Ini berarti bahwa pertumbuhan tahun ini akan turun ke tingkat terendah sejak awal dekade," tutur Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva yang resmi menjabat pada Oktober, seperti dikutip dari CNBC International.

Pandangan IMF tersebut sejalan dengan proyeksi Bank Dunia. David Malpass, yang menjadi presiden World Bank (Bank Dunia) pada April lalu, juga memperkirakan bahwa ekonomi global akan tumbuh 2,6% pada tahun 2019. Itu merupakan tingkat pertumbuhan paling lambat dalam tiga tahun.


Sentimen negatif dari dalam negeri kian memayungi pasar kemarin, setelah Bank Indonesia (BI) merilis Survei Penjualan Eceran (SPE) periode Agustus 2019, di mana penjualan barang-barang ritel tercatat tumbuh tipis 1,1% secara tahunan (year-on-year/YoY).


Pertumbuhan tersebut melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli sebesar 2,4% YoY, serta melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Agustus 2018) yang sebesar 6,1% YoY. 

Untuk hari ini, secara teknikal IHSG berpotensi menguat secara terbatas karena dorongan beli yang mulai muncul setelah sempat tertekan hingga ke level 6.017. Namun, fluktuasi berpotensi masih akan terjadi seiring terbentuknya pola doji, yang mana IHSG ditutup hampir sama dengan level pembukaannya.

Secara year to date, IHSG masih terkoreksi 2,3% sejak awal tahun hingga saat ini. Secara teknikal semestinya hari ini IHSG menguat, apalagi bursa Shanghai berakhir hijau serta dow futures di zona aman. Fokus pelaku pasar tertuju pada pertemuan tingkat tinggi antara AS dan China di Washington, D.C., yang akan dimulai Kamis (10/10/2019) waktu setempat.

BERLANJUT KE HAL 2>>>

(ags/ags)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Ozxiqx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment