Pages

Sunday, October 6, 2019

Suspensi Saham ARTO Dibuka, Pepsi Hengkang dari Indofood

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan Jumat lalu (4/10/2019) dengan menguat 0,24%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlebar penguatan dan berhasil ditutup dengan mencatatkan kenaikan 0,38% menjadi 6.061,25.

IHSG berhasil menjadi macan Asia pada akhir pekan lalu karena mencatatkan imbal hasil paling besar jika dibandingkan dengan indeks saham utama di kawasan Benua Kuning yang mayoritas dilanda tekanan jual.

Indeks Nikkei tercatat menguat 0,32%, indeks Hang Seng anjlok 1,11%, indeks Shanghai anjlok 0,92%, indeks Kospi melemah 0,55%, dan indeks Straits Times terkoreksi 0,31%.


Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan di awal pekan ini, Senin (7/10/2019).

1.Emiten Milik Hary Tanoe Siap Akuisisi Kompetitor Lagi

Anak usaha Grup MNC, PT MNC Vision Network Tbk. (IPTV) secara terang-terangan menyebutkan tengah dalam proses due diligence atau uji tuntas untuk mengakuisisi saham kompetitornya.

Kabar yang disampaikan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil mengerek saham IPTV naik 2% ke Rp 510/saham pada perdagangan Jumat lalu (4/10/2019).

Mengacu data BEI, dalam 3 bulan terakhir, saham emiten yang tercatat di BEI pada pada 8 Juli 2019 ini melesat 113%.

Menurut informasi yang disampaikan perusahaan, emiten penyedia siaran televisi berlangganan milik Hary Tanoesoedibjo ini telah menandatangani non disclosure agreement (NDA) dengan pihak penjualan.

2.BRMS Mulai Produksi 100 Ribu Ton Bijih Emas Tahun Ini
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) bakal memulai uji coba produksi di tambang emasnya di kuartal IV tahun ini. Untuk tahap pertama, tambang emas milik BRMS bisa memproduksi hingga 180.000 ton ore emas.

"Kami yakin uji coba produksi emas dari tambang Citra Palu bisa mulai di kuartal I 2020, tapi bisa lebih cepat. Produksi diperkirakan bisa mencapai 100 ribu - 180 ribu ton," ujar Direktur BUMI Dileep Srivastava dalam pesan tertulisnya, Jumat (4/10/2019).

Jika kegiatan penambangan mulus, produksi emas dari tambang di Palu ini bisa naik sampai 600 ribu ton ore dalam beberapa tahun mendatang. Progres proyek saat ini sudah mencapai 80%, dan tumpukan ore pun sudah bisa terlihat di tambang. Seperti diketahui. BUMI memiliki 36% saham di BRMS.


3.Dicecer BEI soal Bank Gojek, Begini Jawaban Bank Artos
Manajemen PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) akhirnya buka suara terkait dengan pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyusul dilakukan penghentian sementara (suspensi) saham Bank Arto mulai Jumat ini (4/10) setelah saham bank tersebut meroket tak wajar.

Direktur Utama sekaligus Sekretaris Perusahaan Bank Artos, Deddy Triyana, mengatakan informasi bank tersebut berubah menjadi Bank Gojek ialah bukan dari perusahaan.

"Dalam pemberitaan di atas juga dikutip pernyataan Dirut MEI [PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia, pembeli Bank Artos] bahwa saat ini tidak ada rencana bagi Bank Artos nantinya untuk melakukan kerja sama eksklusif dengan platform teknologi atau ekosistem mana pun," tegas Deddy dalam surat jawaban kepada BEI, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (4/10).

BEI pun akan membuka suspensi perdagangan saham ARTO mulai hari ini, Senin (7/10).

4.Fitch Angkat Rating APLN
Lembaga pemeringkat utang international, Fitch Ratings (Fitch), memutuskan untuk menaikkan peringkat utang PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) sebanyak 1 notch, yakni dari 'CCC-' menjadi 'CCC+'.

Fitch juga memberikan peringkat yang sama pada surat utang yang diterbitkan oleh anak perusahaan, APL Realty Holdings Pte. Ltd dengan nilai pokok pinjaman sebesar US$ 300 juta dan tingkat bunga 5,95% yang akan jatuh tempo pada 2024.

Meskipun demikian, patut dicermati bahwa peringkat 'CCC+' belum masuk kategori layak investasi karena mengindikasikan peluang riil akan adanya gagal bayar.

Melansir laporan Fitch Jumat lalu (4/10/2019) keputusan untuk menaikkan peringkat utang APLN seiring dengan pembayaran total utang sebesar Rp 1,2 triliun yang jatuh tempo pada 30 September 2019.

5.Pepsi Hengkang, Begini Gambaran Kinerja Emiten Mamin RI
Hengkangnya merek minuman Pepsi dari Indonesia sempai ramai diberitakan media massa. Keluarnya produsen minuman asal Amerika Serikat (AS) tersebut menjadi salah satu sentimen yang menggerakkan harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Pasalnya, ICBP melalui anak usahanya, PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) mendapatkan hak eksklusif dari PepsiCo Inc. dan perusahaan afiliasinya, untuk memproduksi, menjual dan mendistribusikan secara eksklusif produk minuman non-alkohol dengan menggunakan merek-merek milik PepsiCo di Indonesia. Namun, AIBM diketahui telah mengakhiri kontrak dengan PepsiCo Inc.

Belum ada pemberitaan lebih lanjut terkait alasan mengapa kontrak kerja tersebut diakhiri. Meskipun begitu, manajemen ICBP menegaskan tingkat persaingan di sektor minuman cukup ketat dan akan terus berlanjut tahun ini.

"Tingkat persaingan di kategori minuman di Indonesia diperkirakan akan tetap ketat [tahun 2019] mengingat nilai industrinya yang besar dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan," tulis manajemen ICBP dalam laporan keuangan tahunan, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2nmq8uD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment