Jakarta, CNBC Indonesia - Katalis perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ini (24/10/2019) akan bersumber dari arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Rabu kemarin (23/10/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,52% ke level 6.257,81. Apresiasi IHSG pada perdagangan kemarin menandai yang kesembilan secara beruntun.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai melemah 0,43%, indeks Hang Seng turun 0,82%, indeks Straits Times berkurang 0,53%, dan indeks Kospi jatuh 0,39%.
Phillip Sekuritas Indonesia, dalam risetnya mencermati, pelaku pasar hari ini akan memonitor keputusan Rapat Dewan Gubernur BI yang diproyeksikan kembali melakukan pelonggaran moneter.
Kalangan bankir sebelumnya merespons bahwa ada ruang penurunan suku bunga Bank Indonesia, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR).
Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Ario Bimo memproyeksikan Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan satu kali hingga penghujung tahun ini karena mempertimbangkan kondisi likuiditas perbankan yang cukup ketat.
"Kami melihat di kuartal IV-2019, prediksi kita suku bunga acuan akan turun sekali lagi melihat kondisi likuitas sangat ketat," kata Ario Bimo di Grha BNI, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Phillip Sekuritas memproyeksikan, IHSG berpeluang untuk bergerak menguat pada hari ini dengan kisaran support (batas bawah) di level 6.178 dan resistance (batas atas) di 6.298.
Di sisi lain, PT Valbury Sekuritas Indonesia mengamati, pelaku pasar sudah mendapat kepastian menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Pelaku pasar ingin tahu program kerja para menteri baru ini, termasuk di bidang ekonomi.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi lebih banyak menekankan soal visi ekonomi pada 2045, Indonesia menjadi negara maju, masuk dalam jajaran lima besar ekonomi dunia. Selain itu, Indonesia diharapkan mampu keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah dengan pendapatan per kapita Rp 320 juta per tahun atau Rp 27 juta per bulan.
Valbury menilai, masih sulit ruang gerak IHSG untuk melaju di teritori positif mengingat, dari pengumuman Kabinet Indonesia Maju terutama tim ekonomi yang lebih didominasi oleh para politisi bisa mengurangi respons positif bagi pelaku pasar di bursa saham Indonesia.
Di samping itu, faktor eksternal yang juga memperlihatkan sentimen negatif di global kian menyulitkan bagi IHSG.
"IHSG diperkirakan akan melaju pada kisaran support 6.218/6.178/6.158 dan resistance 6.278/6.298/6.338," tulis Valbury Sekuritas.
(tas/tas)from CNBC Indonesia https://ift.tt/33Wspwb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment