Pages

Thursday, November 7, 2019

Global Penuh Hawa Positif, Bursa Singapura Kena Profit Taking

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura mengawali perdagangan jelang akhir pekan dari zona merah meskipun sentimen yang menyelimuti pasar keuangan global penuh dengan gairah.

Indeks Straits Times (STI) dibuka melemah 0,37% ke level 3.273,61 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 8 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 7 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Besar kemungkinan STI bergerak ke selatan karena diterpa aksi ambil untung alias profit taking. Pasalnya, sepanjang pekan ini bursa saham acuan Negeri Singa telah mencatatkan reli 4 hari beruntun dengan total penguatan sebesar 1,74%.


Di lain pihak, sejatinya pagi hari ini pasar keuangan global cukup cerah setelah ada kabar baik dalam kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengabarkan bahwa kedua belah pihak telah setuju untuk secara bersama-sama menghapuskan bea masuk yang menyasar produk impor dari masing-masing negara senilai ratusan miliar tersebut.

"Di dua minggu ini, para negosiator telah melakukan pembicaraan serius, diskusi konstruktif dan setuju untuk menghilangkan tarif-tarif tambahan di tiap fase (kesepakatan) sebagai kelanjutan dari perjanjian yang tengah berjalan," ujar Gao sebagaimana ditulis Bloomberg mengutip televisi pemerintah, Kamis (7/11/2019).


"Jika China, AS, mencapai kesepakatan dagang fase pertama, kedua negara harus meninjau kembali semua tarif tambahan dengan proporsi yang sama secara keseluruhan berdasarkan isi perjanjian, yang mana menjadi situasi penting untuk tercapainya kesepakatan," tambahnya.

Meskipun demikian, belum ada informasi pasti apakah perjanjian damai dagang antara kedua negara dapat ditandatangani bulan ini atau masih membutuhkan waktu lebih.

Hal ini dikarenakan, salah seorang pejabat senior Gedung Putih pada Kamis (6/11/2019) menyampaikan bahwa ada potensi besar perjanjian damai dagang tidak dapat ditandatangani hingga Desember. Penyebab penundaan adalah AS dan China masih belum memutuskan ketentuan dan lokasi yang cocok.

Jika ternyata penandatanganan kesepakatan damai dagang mundur tentu akan muncul kecemasan terkait penerapan tarif baru atas produk impor China yang akan dikenakan AS pada 15 Desember mendatang.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34Jt2tI
via IFTTT

No comments:

Post a Comment