Pages

Monday, November 11, 2019

Ketakutan Landa Hong Kong, Bank Pulangkan Staf Lebih Cepat

Jakarta, CNBC Indonesia- Situasi Hong Kong makin mencekam pasca penembakan yang dilakukan oleh polisi ke pendemo Senin (11/11/2019).

Bukan dengan peluru karet, polisi Hong Kong menembak pendemo dari jarak dekat dengan peluru tajam.


Seiring tak kondusifnya wilayah itu, bank-bank besar di Hong Kong pun akhirnya memilih memulangkan karyawannya lebih cepat.

Eskalasi kekerasan yang meningkat dan gas air mata yang menghujani jalanan kota, menjadi dasar pertimbangan keselamatan karyawan.

"Keselamatan kalian adalah prioritas utama kami," tulis manajemen HSBC Holdings Plc saat jam makan siang karyawan sebagaimana ditulis Bloomberg.

Ketakutan Landa Hong Kong, Bank Pulangkan Staf Lebih CepatFoto: Aksi Protes di Sentral Hong Kong, China pada Senin, 11 November 2019 (REUTERS/Tyrone Siu)

"Silahkan bawa laptop Anda, jika bisa bekerja dari jarak jauh."

Bukan hanya HSBC sejumlah bank global lain, seperti Bank of Amerika Corp dan Goldman Sachs Group Inc juga mempersilahkan karyawannya untuk pulang. Langkah senada juga dikabarkan diambil UBS Group AG.

BNP Paribas SA berjanji memantau situasi yang berlangsung. Karyawan bisa berunding dengan manajer untuk memutuskan tindakan terbaik berdasarkan perkembangan kota terbaru.


Meskipun demikian, beberapa bank besar lain dan perusahaan keuangan berusaha tetap beraktivitas dengan normal.

Walau tak dipungkiri, sejumlah perusahaan pemberi pinjaman menutup sejumlah cabang yang dekat dengan aksi protes.

Karyawan JPMorgan Chase & Co misalnya harus menyaksikan huru hara langsung antara polisi dengan pengunjuk rasa, yang terjadi persis di depan kantor mereka.

Sebelumnya seorang pendemo berada dalam kondisi kritis, setelah ia ditembak oleh polisi. Peristiwa itu terjadi pada pukul 07.24 waktu setempat, di luar stasiun Kereta Api Massal Sai Wan Ho.

Dalam rekaman gambar yang beredar di Facebook, polisi menembak dari jarak yang sangat dekat. Pendemo yang masih berusia 21 tahun itu, jatuh di jalan bersimbah darah.

Sementara itu, tiga anggota parlemen pro-demokrasi ditangkap pada akhir pekan. Bahkan sejumlah aktivis lain sudah diperingatkan bahwa mereka akan segera ditahan.

Demo Hong Kong sudah terjadi selama 5 bulan. Demo ini dipicu kontrovesri RUU Ekstradisi dan menjalar ke isu lain yakni emokratisasi.

Sementara itu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan kekerasan yang terus mengguncang bekas koloni Inggris itu, sudah melampaui tuntutan para demonstran.

"Demonstran sudah menjadi musuh rakyat," tulis Reuters mengutip Lam.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2O0FMVY
via IFTTT

No comments:

Post a Comment