Pages

Monday, November 4, 2019

KRAS Rugi Hampir Rp 3 T, Garuda Cetak Laba Rp 1,71 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 0,43% ke level 6.180,34 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/11/2019).

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru kompak melaju di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,58%, indeks Hang Seng menguat 1,65%, indeks Straits Times terapresiasi 0,21%, dan indeks Kospi bertambah 1,43%.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Selasa (5/11/2019):


1.Benny Tjokro Ajukan Diri Jadi Presdir Hanson
Investor kawakan Benny Tjokrosaputro akan turun gunung untuk mengurusi kembali PT Hanson International Tbk (MYRX) dengan mengajukan diri sebagai presiden direktur. Hal ini dilakukan Benny Tjokro (Bentjok) setelah Hanson terkena beberapa isu negatif dalam beberapa pekan terakhir.


Ditemui CNBC Indonesia seusai bertemu dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengajuan diri tersebut akan disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 13 November 2019. Namun, hal ini tetap membutuhkan persetujuan dari RUPSLB.

"Sebelumnya saya telah mengundurkan diri. Namun situasi seperti ini maka akan lebih mantap kalau ada saya. Maka saya akan mengajukan diri bukan hanya menjadi komisaris tetapi kembali menjadi presiden direktur di RUPS mendatang," ujar Benny, Senin (4/10/2019).

Pada awalnya, Benny Tjokro yang merupakan pemilik Hanson menjabat sebagai direktur utama, namun kemudian mengundurkan diri dan menjabat sebagai komisaris Uutama. Pada bulan lalu, Benny Tjokro pun mengundurkan diri jabatan Komut Hanson.

2.Q3-2019, Garuda Cetak Laba 1,71 T
Maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengantongi laba bersih senilai US$ 122,42 juta atau setara Rp 1,71 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada triwulan III-2019. Pada periode yang sama tahun lalu, maskapai milik pemerintah ini rugi hingga US$ 114,08 juta atau Rp 1,59 triliun.

Laba perseroan ditopang oleh kenaikan total pendapatan usaha 9,9% menjadi US$ 3,54 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 3,21 miliar atau Rp 49,58 triliun.

Peningkatan pendapatan tersebut terutama ditopang pendapatan dari penerbangan berjadwal senilai US$ 2,79 miliar, tumbuh 8,8% secara yoy dari US$ 2,56 miliar. Sedangkan pendapatan tidak berjadwal turun dari US$ 254,75 juta menjadi US$ 249,92 juta.

Perseroan juga mencatatkan penurunan beban pokok penjualan dan pendapatan sebesar 2,36% dari US$ 2,95 miliar kuartal III-2019 tahun lalu menjadi US$ 3,28 miliar.

3.Rugi Hampir Rp 3 T per September, Ini Jalan Keluar bagi KRAS
Menteri BUMN Erick Thohir bakal memprioritaskan perusahaan pelat merah yang didera persoalan fundamental yang cukup berat seperti PT Krakatau Steel Tbk dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang akan diselesaikan dengan segera. Khusus KRAS, rugi diderita dalam 7 tahun terakhir dan utang yang menggunung.

Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010, Said Didu, menegaskan langkah Erick dinilai cukup berani, sebab kedua perusahaan BUMN tersebut secara fundamental punya kondisi yang sangat berat.

"Persoalan Krakatau Steel dan Jiwasraya sangat rumit karena menghadapi permasalahan struktural," kata Said Didu, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (4/11/2019).

Dalam laporan keuangan per September 2019, Krakatau Steel masih membukukan kerugian sebesar US$ 211,91 juta atau sekitar Rp 2,96 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) pada 9 bulan tahun ini dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 37,38 juta atau Rp 523,32 miliar, naik 5 kali lipat.

Pada periode yang sama, perusahaan dengan kode saham KRAS ini, mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar US$ 1,05 miliar atau Rp 14,70 triliun dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,27 miliar atau Rp 17,78 triliun.

4.SAN Finance Curhat BTN Belum Kembalikan Dana Rp 110 M
Perusahaan pembiayaan alat berat milik Grup Astra, PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance) hingga saat ini masih belum mendapatkan pengembalian dana yang dibobol dari PT Bank Tabungan negara (Persero) Tbk. (BBTN) pada 2016 silam.

Nilai dana tersebut mencapai Rp 110 miliar, atau 44% dari total dana yang ditempatkan di bank tersebut.

Direktur SAN Finance Naga Sujady mengatakan perusahaan memasukkan dana senilai total Rp 250 miliar pada 2016 dalam bentuk giro. Saat terjadi pembobolan dana nasabah di bank tersebut, dana milik SAN Finance tersisa Rp 140 miliar dan langsung ditarik semuanya, sementara sisanya masih belum dikembalikan oleh pihak bank.

"Kami menempatkan dana di BTN dengan rekening yang sama, sekarang baru kembali Rp 140 miliar, sisanya belum. Kalau Rp 140 miliar bisa kembali kok Rp 110 ga bisa," kata Naga di Menara FIF, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Dia menegaskan, jika dihitung sejak 2016 dan waktu terkini total dana Rp 110 miliar tersebut sudah mencapai Rp 160 miliar. Termasuk di dalamnya sebesar Rp 45 miliar yang immaterial dan sisanya merupakan bunga yang seharusnya diterima oleh perusahaan.

5.Stanchart & Astra Minat Jual Permata, Asing Borong Saham BNLI
Investor asing sudah mulai masuk lagi memburu saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) pada perdagangan pagi ini, seiring dengan kabar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa dua pemegang saham bank tersebut yakni Standard Chartered (Stanchart) dan PT Astra International Tbk (ASII) siap melepas saham Bank Permata.

Data perdagangan pukul 11.18 WIB, pada awal pekan ini, Senin (4/11/2019) mencatat, saham BNLI minus tipis 0,36% di level 1.380/sahan, dan beberapa kali bergerak stagnan sebelumnya. Dalam sepekan terakhir perdagangan, saham BNLI sudah melesat 5,75% dan secara tahun berjalan atau year to date melesat 121%.

Investor asing masuk Rp 4,16 miliar di pasar reguler, kendati sepekan terakhir asing keluar Rp 59,48 miliar dan secara year to date asing mencatatkan net sell hingga Rp 493,76 miliar di semua pasar.

Mengacu laporan keuangan per September 2019, Astra dan Stanchart masing-masing menggenggam 44,56% saham Bank Permata, sementara investor publik sisanya 10,88%.

6.Laba Anjlok, HERO Rombak Direksi dan Komisaris
Kinerja emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) sepanjang tahun hingga triwulan III-2019 masih tertekan. Pendapatan Hero Supermarket dalam 9 bulan turun 3,7% menjadi Rp 9,48 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 9,84 triliun.

Pada 9 bulan pertama tahun ini, perseroan tak membukukan laba yang diatribusikan ke entitas induk, justru rugi Rp 7 miliar dari periode yang sama tahun lalu mencetak laba bersih Rp 86,18 miliar.

"Laba yang lebih rendah dari tahun lalu disebabkan oleh investasi IKEA yang signifikan," kata Patrick Lindvall, Presiden Direktur HERO, dalam keterangan yang disampaikan, Senin (4/11/2019).

Pekan lalu, Rabu (30/10/2019), perseroan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda utama merombak jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Rapat menyetujui pengunduran diri dua direktur HERO, Ilauddin dan Rituraj Mohan. Keduanya digantikan Erwantho Sirefar dan Kalani Naresh Kumar. Sementara itu, Christopher Bryan Bush yang sebelumnya menjabat sebagai direktur ditetapkan sebagai komisaris HERO.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/36wSx2V
via IFTTT

No comments:

Post a Comment