Pages

Tuesday, November 5, 2019

Raksasa Migas Saudi Aramco IPO, Apa Kabar Kilang Cilacap?

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi secara resmi mengumumkan (kick off) pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk perusahaan BUMN Saudi Aramco. IPO rencananya akan berlangsung di bursa domestik pada Desember 2019.Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, selepas IPO Aramco bakal fokus investasi ke negara-negara yang telah jelas menjalin bisnis dengan pelat merah migas Saudi tersebut.
Misalnya dengan Malaysia yang dalam setahun sudah menjalin hubungan mesra dengan mereka. Aramco punya dua proyek yang sudah berjalan dengan Malaysia, yakni proyek kilang bernilai US$ 7 miliar dan proyek instalasi fasilitas migas lepas laut.

Selain dengan Malaysia, Aramco sebenarnya juga memiliki kerja sama pembangunan kilang dengan Indonesia. Tak sebesar Malaysia, Aramco menandatangani perjanjian RDMP Kilang Cilacap dengan Pertamina sebesar US$ 5,66 miliar.

Namun sayangnya investasi ini mentok 5 tahun terakhir. Selain soal harga, beberapa hal seperti kepastian hukum dalam investasi menjadi pertimbangan Aramco sebelum menanamkan duit di proyek ini.


Lalu, apakah setelah ini Kilang Cilacap akan jadi prioritas Aramco?

Menurut Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Althagafi, keputusan akan kilang Aramco akan terlihat setelah kedatangan tiga menteri Saudi ke Indonesia beberapa bulan mendatang.

Meski tidak menjelaskan detail kapan pastinya kunjungan itu terjadi, ia mengatakan kedatangan tersebut terkait kemitraan strategis kedua negara, termasuk pembahasan kilang Aramco dan Pertamina.

"Dalam beberapa bulan ke depan, menteri perdagangan dan keuangan, energi dan investasi akan datang ke Indonesia.. Hubungan kedua negara akan berbeda ke depan," katanya ketika berkunjung ke Transmedia, Selasa (5/11/2019).

Ditegaskannya lawatan itu akan membawa banyak investasi strategis tak hanya dari Indonesia ke Saudi tapi juga sebaliknya. Ia menegaskan bakal ada kemajuan investasi antara kedua negara.

Sebelumnya, tawar menawar nilai investasi sudah berjalan dalam 5 tahun, selama ini Pertamina ditugaskan untuk selesaikan secara business to business dengan Aramco.

Beberapa syarat yang diminta Aramco harus bolak-balik dibicarakan oleh Pertamina dengan kementerian ESDM dan bahkan sampai rapat di kantor Menteri Koordinator Perekonomian untuk mendapat persetujuan.

Presiden Joko Widodo juga sampai turun tangan menemui Putra Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman pada Juli lalu di KTT G20 Jepang. Hasilnya diputuskan untuk membuat tim independen yang terdiri dari berbagai kementerian untuk tuntaskan masalah ini.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32muGzw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment