Pages

Saturday, November 9, 2019

Saudi Aramco Cuma Alokasikan Saham 0,5% untuk Investor Ritel

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak terbesar dunia, Saudi Aramco, akan menjual saham hingga 0,5% kepada investor perorangan. Penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Saudi Aramco ini, digadang-gadang akan menjadi IPO terbesar dalam sejarah.

Perusahaan minyak terbesar di dunia ini sudah merilis prospektusnya pada hari Sabtu (9/11), memberikan rincian lebih lanjut tentang debut sebagai perusahaan publik yang sangat dinanti pemain pasar saham dunia. Proses penawaran akan dimulai 17 November dan ditutup pada 4 Desember. Harga penawaran akhir serta jumlah dan persentase keseluruhan saham yang akan dijual ditentukan pada akhir periode.

Pemerintah Saudi menerapak masa lock-up period selama enam bula kepada investor yang membeli saham Aramco, artinya setelah penawaran publik Aramco saham baru bisa ditransaksikan setelah periode tersebur. IPO Aramco ditangani oleh investment bank besar seperti, J.P. Morgan, Goldman Sachs, Citigroup dan Morgan Stanley.


Aramco mengumumkan pada Minggu lalu bahwa mereka berencana untuk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Saudi, atau yang dikenal sebagai Tadawul, pada bulan Desember 2019.

Penilaian analis terhadap perusahaan bervariasi dari US$ 1,2 triliun (Rp 16,817 triliun) hingga US$ 2,3 triliun (Rp 32,233 triliun). Sebagai perbandingan, saingan terdekat Saudi Aramco, Exxon Mobil, memiliki kapitalisasi pasar hampir US$ 300 miliar dan Chevron bernilai sekitar US$ 229 miliar.

IPO yang banyak dinanti-nantikan ini pertama kali ditandai pada tahun 2016 oleh pemerintah Arab Saudi, dan telah menghadapi beberapa penundaan sebab adanya laporan kekhawatiran keuangannya dan akan diteliti secara publik.

Serangan Drone kepada fasilitas minyak utama September lalu juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan yang mengancam akan membahayakan daftar rencana. Aramco juga memperingatkan bahwa terorisme dan konflik bersenjata secara material dapat berdampak pada harga pasar saham.

Presiden dan CEO Aramco, Amin Nasser mengatakan kepada CNBC Internasional bahwa debut publik perusahaan akan membantu mendiversifikasi ekonomi kerajaan Saudi. Langkah ini juga dapat memperkuat bursa saham Arab Saudi dengan menarik investasi domestik dan internasional.

Sudah ada laporan bahwa Aramco dapat melakukan dual listing, pencatatan ganda di dua bursa. Ketuanya, Yasir al-Rumayyan, mengatakan pada konferensi pers pekan lalu bahwa daftar internasional akan diputuskan untuk maju.

Beberapa memperkirakan saham yang dicatatkan di Bursa Tawadul bahwa antara 1% dan 2%. Sisanya, dari 5%, kemungkinan akan dicatatkan di bursa luar negeri.

Bursa saham New York, London ke Hong Kong dan Tokyo bersaing untuk menjadi tempat kedua Aramco mencatatkan saham. Namun prospektus yang dirilis tidak membahas masalah-masalah ini.


Ini Sederet IPO Jumbo di Dunia
[Gambas:Video CNBC]

Daftar publik Aramco, atau yang secara resmi dikenal sebagai Saudi Arabian Oil Co. adalah bagian dari program 'Visi Saudi 2030', yaitu sebuah rencana reformasi ekonomi yang dipelopori oleh Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.

Banyak penguasa muda memiliki rencana ambisius untuk menjauhkan ekonomi kerajaan dari ketergantungan pada minyak, dan mengembangkan sektor-sektor non minyak seperti pariwisata, perawatan kesehatan dan pertambangan.

Arab Saudi sendiri memiliki cadangan minyak besar lebih dari 260 miliar barel. Kerajaan ini adalah salah satu penghasil dan pengekspor minyak bumi terbesar di dunia, dan memiliki sekitar 18% dari cadangan minyak bumi di dunia. Sektor minyak dan gas terdiri dari setengah produk domestik bruto negara dan sekitar 70% dari pendapatan ekspor Arab Saudi. (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/36SA6FZ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment