Pages

Saturday, November 9, 2019

Tantang Gojek dan Grab, Seberapa Kuat Bonceng Rebut Pasar Ojol?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua perusahaan yang mendominasi transportasi online, Gojek dan Grab mendapatkan penantang baru, yaitu Bonceng. Diresmikan pada 2018 lalu, banyak yang mempertanyalan apakah ojek online Boceng ini mampu bertahan lama dan mampu bersaing dengan kedua perusaahan tersebut.

Sebab sebelum adanya Bonceng, sudah banyak perusahaan transportasi lain yang gagal sikat kedudukan Gojek dan Grab. Mereka adalah Call Jack, Ojekkoe, Topjek, OjekAgro, Taxi Motor, Ladyjek, Bangjek, Bluejek, dan Smartjek.

Selain Bonceng, ada juga ojol penantang lain seperti Anterin, Beujek, Gaspol, Cyberjek dan Bitcar yang siap menggeser hegemoni Grab dan Gojek.


Selain itu, dikabarkan juga jika Bonceng tidak membakar banyak uang seperti dua kompetitornya. Hal ini disampaikam oleh CEO Bonceng, Faiz Noufal dalam wawancara CNBC Indonesia TV.

Faiz mengatakan strategi memberikan diskon dan cashback akan diterapkan perusahaan tetapi hanya dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang bakar uang bukan parameter yang krusial.

"Ini bisnis dinamis, yang pasti inovasi yang kita terus lakukan. Inovasi yang diterima oleh masyarakat. Fitur kita secara teknikal bisa dibandingkan dengan fitur lain," jelasnya.

Ia juga menambahkan ke depannya, Bonceng akan lebih mengutamakan ekspansi ke daerah ketimbang kota besar. Sebab transportasi massal sudah bagus dan murah. Sedangkan di daerah, transportasi massal masih jarang.

"Salah satu ketimpangan yang terjadi antara kota dengan daerah. Ke depan kita lebih interest untuk mengembangkan ini di daerah untuk mengurangi ketimpangan," ujar Faiz.

Namun menyasar pada pasar tersebut juga tidak mudah tanpa membakar uang. Menurut studi yang dilakukan oleh lembaga riset Spire Research and Consulting terhadap 280 responden, Gojek dan Grab merupakan merek yang sangat populer.

Kedua brand telah menjadi aplikasi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari penggunanya. Bahkan responden yang menggunakan jasa mereka sebanyak 1-2 kali dalam sehari mencapai 58% (Grab Bike) dan 64% (GoJek). Sedangkan penggunaan jasa mobil 1-2 kali dalam seminggu sebesar 25% (Go-Car).

Tren juga menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi adalah harga dan promo. Dengan adanya perang harga yang terjadi, kedua perusahaan rintisan tersebut secara tidak langsung membuat pengguna membandingkan dan memilih aplikasi yang menawarkan harga termurah, termasul promo terbesar. Hal inilah yang membuat pengguna cenderung tidak loyal terhadap satu brand.

Bonceng Gandeng LinkAja Sebagai Alat Pembayaran
[Gambas:Video CNBC]

Menurut studi yang sama, terdapat 50% pengguna GoJek yang loyal yang hanya menggunakan GoJek, tidak aplikasi lain, dan juga terdapat 66% user Grab yang loyal.

Untuk bisa masuk menyaingi mereka berdua tentu harus siap dengan back up pendanaan yang besar dan kuat. Sedangkan Bonceng sendiri mengatakan enggak banyak bakar uang.

Sejauh ini, Manajemen Bonceng mengklaim sudah memiliki 60.000 lebih mitra driver dengan lebih dari 150.000 pengunduh (download) aplikasi.

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/32zd6bU
via IFTTT

No comments:

Post a Comment