Pages

Saturday, November 2, 2019

Terburuk di Asia dan Asing Kabur Rp 1,7 T, ke Mana Arah IHSG?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak imbal hasil negatif secara mingguan pada perdagangan di pekan lalu (28 Oktober-1 November0. Sepanjang pekan lalu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut terkoreksi 0,7%, dari level 6.252,35 ke level 6.207,19.

Walau tak signifikan, koreksi yang sebesar 0,7% tersebut sudah cukup untuk menempatkan IHSG sebagai indeks saham dengan kinerja terburuk di kawasan Asia. Pasalnya, tak ada satupun indeks saham di kawasan Asia yang mencetak koreksi sepanjang pekan lalu.


Bursa saham Benua Kuning menguat menyusul keputusan The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS untuk memangkas tingkat suku bunga acuan pada pekan lalu.

Setelah menggelar pertemuan selama 2 hari, The Fed memutuskan untuk memangkas Federal Funds Rate sebesar 25 bps (basis poin) ke rentang 1,5%-1,75%. Lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan rendahnya tingkat inflasi menjadi faktor yang mendasari keputusan tersebut.

Keputusan The Fed untuk memangkas tingkat suku bunga acuan sesuai dengan konsensus yang juga memperkirakan bahwa tingkat suku bunga acuan akan kembali dipangkas dengan besaran 25 bps.

Sebelum pada pekan ini, The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali di tahun 2019, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli dan September. Jika ditotal dengan pemangkasan pada pekan inii, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.

Dengan dipangkasnya tingkat suku bunga acuan lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Dalam negeri
Faktor domestik menjadi penyebab di balik lesunya kinerja pasar saham tanah air yakni data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) berada di level 3,13%.

"Hasil pantauan BPS di 82 kota terjadi inflasi 0,02%. Untuk inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2019 mencapai 2,22% dan year-on-year 3,13%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi persnya, Jumat (1/11//2019).

Inflasi pada bulan lalu berada di posisi yang lebih rendah ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan diperkirakan sebesar 3,23%.


Teknikal
Secara teknikal, IHSG masih cenderung tertekan karena masih bergerak di bawah rata-ratanya selama 5 hari terakhir (moving average/MA5) yang diwakili garis melintang berwarna hijau pada grafik di bawah ini.

Selain itu, terbentuknya pola lilin hitam pendek (short black candle) menggambarkan bahwa tekanan tekanan jual saham pada perdagangan hari ini masih berlanjut.


Potensi pelemahan pada perdagangan hari pertama minggu depan cukup terbuka, mengingat secara momentum pergerakan IHSG belum menyentuh level jenuh jualnya (oversold) menurut indikator teknikal relative strength index (RSI).

Sumber: Refinitiv

Pada penutupan perdagangan Jumat lalu (1/11), IHSG memang kehilangan 21 poin atau turun 0,34% ke level 6.207,19. Pelemahan IHSG tersebut karena aksi ambil untung (profit taking) para pelaku pasar.

Asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) hingga akhir perdagangan pukul 16.00 WIB, terdiri dari net sell Rp 363,77 miliar di pasar reguler, sedangkan di pasar nego dan tunai terjadi net buy (beli bersih) hanya Rp 147,90 miliar sehingga total net sell di semua pasar menjadi Rp 215,87 miliar.

Dalam sepekan terakhir, net sell asing tercatat Rp 1,73 triliun di semua pasar, terdiri dari net sell di pasar reguler Rp 1,42 triliun, dan net sell di pasar nego dan tunai Rp 309,63 miliar. Year to date, asing masuk Rp 43,46 triliun di semua pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/33dGOo2
via IFTTT

No comments:

Post a Comment