Pages

Tuesday, July 16, 2019

Hat Trick Data Apik dari AS Bikin Yen Tak Berkutik

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (17/7/19) pagi. Serangkaian data indikator ekonomi penting dari AS yang dirilis apik membuat the greenback berjaya lagi.

Pada pukul 7:37 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 108,32/US$ atau melemah 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Selasa (16/7/19) kemarin, yen juga melemah 0,3%.

Data tenaga kerja AS dua pekan lalu menjadi awal dari serangkaian data tersebut. Pada Jumat (5/7/19) lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja yang terdiri dari penyerapan pekerja di luar sektor pertanian (Non-Farm Payroll), tingkat pengangguran, serta rata-rata gaji per jam pada Jumat malam.

Non-farm payroll dilaporkan bertambah sebanyak 224.000 orang, jauh di atas bulan Mei sebanyak 75.000 orang. Sementara tingkat pengangguran meski naik menjadi 3,7% dari sebelumnya 3,6% tetapi masih dekat level terendah 50 tahun.

Pada periode yang sama, rata-rata gaji per jam naik 0,2% month-on-month (MoM) dan 3,1% year-on-year (YoY).

Kemudian pada pekan lalu inflasi di bulan Juni dilaporkan tumbuh 0,1% MoM, dan inflasi inti (yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi) tumbuh 0,3% MoM. Rilis tersebut lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 0% untuk inflasi dan 0,2% untuk inflasi inti.

Selain itu, pertumbuhan inflasi inti di bulan Juni juga menjadi yang tertinggi sejak Januari 2018.

Terakhir pada Selasa (16/7/19) kemarin data penjualan ritel dan penjualan ritel inti (tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan) naik masing-masing 0,4% MoM, lebih tinggi dari prediksi di Forex Factory sebesar 0,1%.

Data penjualan ritel yang terkait dengan belanja konsumen merupakan komponen yang berkontribusi sekitar 68% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sehingga tingginya penjualan ritel bisa jadi akan positif bagi PDB AS periode April-Juni.

Hat trick data apik tersebut tentunya menjadi bahan pertimbangan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) apakah akan memangkas atau mempertahankan suku bunganya saat mengumumkan kebijakan moneter pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia). Pelaku pasar saat ini masih yakin bank sentral paling powerful di dunia ini akan memangkas bunganya, tetapi yang jadi pertanyaan berapa kali hal tersebut akan dilakukan.

Sebelumnya pasar memprediksi pemangkasan akan dilakukan sebanyak tiga kali, yang membuat dolar AS terus tertekan. Namun,serangkaian data AS belakangan ini memunculkan keraguan akan hal tersebut, dan ada prediksi The Fed akan memangkas suku bunga maksimal dua kali, dolar pun meraih momentum penguatannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Z588Cw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment