Pages

Tuesday, July 23, 2019

Komisaris KRAS Mundur, BPK Serahkan Pemeriksaan Garuda ke DPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik harus mengakhiri perdagangan pada Selasa kemarin (23/7/2019) dengan pelemahan sebesar 0,46% ke level 6.403,81. Padahal, di awal perdagangan, IHSG terapresiasi 0,16% ke level 6.443,71.

Arah IHSG berkebalikan dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan menguat: indeks Nikkei melonjak 0,95%, indeks Shanghai naik 0,45%, indeks Hang Seng menguat 0,34%, indeks Straits Times naik 0,45%, dan indeks Kospi menguat 0,39%.

Sebelum perdagangan hari ini, Rabu (24/7/2019) dibuka, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1.Komisaris KRAS Mundur
Komisaris Independen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Roy Maningkas mengajukan surat permohonan pengunduran diri dari jabatannya di perusahaan baja tersebut. Surat tersebut sudah disampaikan sejak 11 Juli 2019 lalu.

Roy menjelaskan duduk perkara permohonan pengunduran dirinya. Hal tersebut didasari oleh pengujian Blast Furnace dipaksakan untuk selesai dalam 2 bulan agar dapat diterima Krakatau Steel, padahal begitu banyak item yang harus diuji keandalan dan keamanan, tidak mungkin hanya diuji dalam 2 bulan, padahal dalam kontrak minimal 6 bulan pengujian.

"Untuk itu saya mengajukan surat kepada Kementerian BUMN dengan dissenting opinion Project Blast Furnace dan sekaligus surat permohonan pengunduran diri sebagai Komisaris Independen Krakatau Steel untuk mendapatkan perhatian dari kementerian BUMN agar Negara tidak dirugikan," kata Roy, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/7/2019).


2.Naik 2,7%, Laba BNI Semester I-2019 Tembus Rp 7,63 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengumumkan kinerja keuangan semester I-2019. Direktur Keuangan Bank BNI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan kredit semester I-2019 tumbuh 20% secara tahunan, dari Rp 470 triliun menjadi Rp 549 triliun.

"Pertumbuhan kredit ditopang dari likuiditas yang kuat di tengah likuiditas yang ketat," ujar Anggoro dalam paparan kinerja BNI, Selasa (23/7/2019).

Laba bersih pada semester I-2019 tumbuh 2,7% menjadi Rp 7,63 triliun dari Rp 7,44 triliun. Anggoro mengatakan laba bersih yang tumbuh 2,7% dikarenakan tekanan dari interest expense (biaya bunga) dan cost of fund (biaya dana) yang naik dari 2,8% tahun lalu menjadi 3,2%.

3.BPK Serahkan Hasil Pemeriksaan Lapkeu Garuda ke DPR
Kisruh laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk tahun buku 2018 memasuki babak baru. Usai melakukan penyelidikan, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyerahkan laporan pemeriksaan keuangan Garuda kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Setelah disampaikan ke DPR, ini sudah menjadi domain publik, selanjutnya tugas teman-teman di parlemen untuk mengawasinya," kata Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan Acshanul Qosasi, dalam cuitannya di akun Twitter pribadi, dikutip Selasa (23/7/2019).

Kasus laporan keuangan Garuda yang berakhir 31 Desember 2018 mencuat lantaran adanya temuan kejanggalan dalam laporan keuangan maskapai pelat merah tersebut soal transaksi dengan Mahata Aero Teknologi selaku rekanan penyedia jasa WiFi di pesawat sebesar US$ 239 juta yang ditetapkan sebagai pendapatan.


4.Pendapatan Jasa Marga Anjlok 25%
Salah satu emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) baru saja merilis laporan keuangan kuartal II-2019, dimana total pendapatan perusahaan tercatat anjlok hingga 25,87% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Hingga akhir Juni 2019, JSMR hanya mampu mencatat pemasukan sebesar Rp 13,83 triliun, turun dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,66 triliun.

Jika ditelaah lebih seksama, anjloknya pendapatan perusahaan disebabkan oleh penurunan signifikan pada pos pendapatan konstruksi menjadi Rp 8,68 triliun dari capaian semester I-2018 yang sebesar Rp 13,87 triliun.

5.LINK Buyback Saham Hingga Rp 1,3 T
PT Link Net Tbk (LINK) bakal melakukan pembelian kembali saham perusahaan (buyback) sebanyak 212,33 juta atau setara dengan 7,39% saham yang beredar. Untuk aksi korporasi ini perusahaan telah menyiapkan dana senilai Rp 1,3 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, aksi korporasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kembali kinerja saham perusahaan. Secara year to date harga saham LINK tercatat turun 9,18%.

Sahamnya telah dibeli kembali ini akan disimpan sebagai treasury stock, meski ke depannya dapat digunakan kembali oleh perusahaan untuk hal lainnya.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2GrcaxT
via IFTTT

No comments:

Post a Comment