Pages

Monday, July 15, 2019

Poundsterling Jeblok Memasuki Perdagangan Forex Sesi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling nyaris tak mencicipi zona hijau pada hari Senin (15/7/19) dan makin jeblok memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS), terbebani isu Hard Brexit dan pemangkasan suku bunga Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE).

Pada pukul 20:10 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2525 atau melemah 0,38% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Para pelaku pasar saat ini menanti hasil kontestasi ketua Partai Konservatif untuk menggantikan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May. Tokoh euroskeptik Boris Johnson diprediksi menang melawan Jeremy Hunt, dan secara akan dilantik menjadi PM Inggris akhir Juli nanti.

Johnson merupakan pentolan yang mengusulkan referendum Inggris 23 Juni 2016 yang pada akhirnya memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah Brexit. Johsnon sebelumnya sudah menyatakan akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan (soft Brexit) atau tanpa kesepakatan alias no-deal (hard Brexit).

Hard Brexit menjadi ketakutan utama pelaku pasar karena dapat membawa ekonomi Inggris jatuh ke jurang resesi. Bahkan BOE memprediksi ekonomi Inggris akan memasuki resesi terburuk sejak perang dunia II jika terhadi hard Brexit.

Belum resmi keluar dari Uni Eropa, perekonomian Inggris sudah kehilangan momentum. Data aktivitas bisnis Negeri Ratu Elizabeth menunjukkan kontraksi cukup dalam. Markit melaporkan data aktivitas sektor manufaktur sebesar 48,0, turun dari sebelumnya 49,4. Kontraksi sektor pengolahan tersebut menjadi yang terdalam sejak Februari 2013.

Masih belum cukup, data sektor konstruksi lebih buruk lagi. Selasa kemarin Markit melaporkan angka indeks sektor konstruksi bulan Juni sebesar 43,1, turun dari bulan sebelumnya 48,6. Rilis tersebut merupakan angka terendah dalam 10 tahun terakhir, atau tepatnya sejak April 2009.

Sementara itu, indeks aktivitas sektor jasa bulan Juni sebesar 50,2, menurun dibandingkan bulan Mei sebesar 51,0. Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau penurunan aktivitas, sebaliknya di atas 50 menunjukkan ekspansi atau peningkatan aktivitas.

Royal Bank of Canada (RBC) kini memprediksi BOE akan memangkas suku bunganya di tahun ini akibat buruknya kinerja ekonomi serta kemungkinan terjadinya Hard Brexit yang semakin menguat. Pemangkasan suku bunga tentunya bisa membuat poundsterling turun lebih dalam lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2XNtQtC
via IFTTT

No comments:

Post a Comment