Pages

Monday, July 15, 2019

Revisi POD Kelar, Ini Potensi Blok Gas Raksasa Masela

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah menyetujui revisi rencana pengembangan proyek Lapangan Abadi Blok Masela.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, potensi ekonomi lanjutan di Blok Masela setelah 2055 masih tersisa setidaknya 3 - 4 Trillion cubic feet (Tcf).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, dengan adanya potensi cadangan tersebut, jika nanti pengelolaan dialihkan ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain, masih dapat memanfaatkan cadangan migas yang ada.


"Apalagi kalau ditambah dengan penemuan baru, kan pengembangan masih bisa. Jadi sekarang saja, potensinya masih dua kali lipatnya Jembaran Tiung Biru," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Selain bicara potensi keekonomian lanjutan, SKK Migas juga mempersilahkan investor yang tertarik untuk menyerap gas pipa yang diproduksi, misalnya PGN, sebagai pembeli gas pipa. Bagi calon investor yang tertarik menyerap gas pipa tersebut, dipersilahkan mengusulkan penggunaan kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.

Terkait ekspansi PGN, lanjut Dwi, peluang sub induk usaha migas nasional itu bergerak memperbesar pasokan gas ataupun kemungkinan mendukung investasi petrokimia.

"Lead-nya Inpex, ya itu nanti terserah Inpex. Kalau gas pipa kan untuk investor, misalnya siapa yang akan investasi petrokimia di situ, calon pengguna gas pipa itu akan mengusulkan penggunaan gas pipa," tambahnya

Lebih lanjut, Dwi menyebutkan, dalam penandatangan revisi rencana pengembangan (POD) I Blok Masela, yang ditandatangani pada 5 Juli lalu, dicantumkan besaran biaya pengembangan sebesar US$ 19,8 miliar, kemudian insentif pajak, pembagian split, investment credit dan lainnya.

Dwi mengatakan dalam POD I Blok Masela juga dicantumkan mengenai skenario pendanaan yang akan dilaksanakan KKKS.

"Misalnya untuk proyek offshore-nya menggunakan dana mereka sendiri, sementara LNG menggunakan skema lain. Yang seperti itu kan punya dampak terhadap finansial mereka," tandas Dwi.

Revisi POD Kelar, Ini Potensi Blok Gas Raksasa Masela Foto: Infografis/Mangkrak 20 Tahun, Ini Blok Masela Senilai Rp 288 T /Arie Pratama

Tantangan Masela
Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood menjelaskan, bagi Indonesia, kemajuan dalam pengembangan lapangan Abadi adalah hal yang krusial. Hal ini disebabkan, kebutuhan akan LNG diprediksi akan meningkat hingga 13 juta metrik ton per tahun (mmtpa) di 2030, di saat kebutuhan gas meningkat dan produksi menurun.

Tidak hanya untuk Indonesia, kemajuan dalam proyek Abadi juga krusial bagi Inpex setelah proyek LNG Ichthys di Australia, menurut Wood Mackenzie. 

"Dalam produksi puncak, kami memperkirakan Lapangan Abadi akan menghasilkan 180.000 barel setara minyak per hari (boepd) (berdasarkan working interest) dimana itu senada dengan target  ambisius jangka panjang Inpex di 1 juta boepd," ujar Andrew melalui keterangan resminya, Senin (15/7/2019).

Namun, di sisi lain, bagi Shell yang memegang 35% hak partisipasi di Blok Masela, proyek Abadi berada di level yang biasa saja dibandingkan portofolio LNG lainnya.

Meskipun ada rumor Shell akan hengkang dari Masela, tapi Wood Mackenzie memperkirakan aksi divestasi dari Shell tidak akan terjadi sampai proyek tersebut mendekati tahap investasi akhir. 

"Dengan disetujui nya rencana pengembangan Masela, Inpex akan menjalani proses studi lingkungan dan rekayasa sebelum masuk ke tahap FID (Keputusan Investasi Final)," kata Andrew 

Selain itu, pihaknya juga mencatat beberapa tantangan bagi proyek tersebut, antara lain adanya pihak-pihak yang terlibat akan menghadapi pasar EPC (Rekayasa, Pengadaan dan Pembangunan) karena sejumlah proyek LNG global akan beroperasi di periode yang sama. 

"Kedua, Inpex juga harus bersaing untuk mencari pembeli LNG sebesar 9,5 mmtpa. Terakhir, operator blok Masela juga harus menghadapi sejumlah tantangan teknis, seperti lokasi fasilitas LNG di darat yang terpencil hingga membangun pipa gas sepanjang 150 kilometer," pungkasnya. (gus/gus)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2SgZPRu
via IFTTT

No comments:

Post a Comment