"Kami memperkirakan tarif yang menargetkan sisa US$ 300 miliar impor AS dari China akan berlaku," kata Goldman dalam catatan yang dikirim ke klien, Minggu (12/8/19).
Sebelumnya pada 1 Agustus, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan mengenakan tarif 10% pada impor China senilai US$ 300 miliar. Itu akan berlaku mulai 1 September. Langkah ini membuat China menghentikan pembelian produk pertanian dari AS.
AS juga menyebut China sebagai manipulator mata uang. Namun, China menyangkal telah mendevaluasi yuan untuk mendapatkan keuntungan di tengah perang dagang.
Selain itu, Goldman Sachs juga mengatakan pihaknya menurunkan perkiraan pertumbuhan kuartal keempat AS sebesar 20 basis poin menjadi 1,8% akibat meningkatnya ketegangan dalam hubungan dagang kedua negara.
"Secara keseluruhan, kami telah meningkatkan perkiraan kami tentang dampak pertumbuhan perang dagang," kata bank itu dalam catatan yang ditulis oleh tiga ekonomnya, Jan Hatzius, Alec Phillips dan David Mericle.
Goldman memperingatkan bahwa gangguan dalam rantai pasokan dapat menyebabkan perusahaan AS mengurangi aktivitas domestik mereka. Selain itu, kebijakan yang tidak jelas seperti itu juga dapat membuat perusahaan- perusahaan menurunkan belanja modal mereka.
Mengutip Reuters, perang dagang yang sudah berlangsung selama setahun terakhir telah disebabkan oleh berbagai masalah seperti tindakan saling mengenakan bea masuk dan subsidi, juga masalah teknologi, tuduhan pencurian kekayaan intelektual dan masalah keamanan dunia maya.
[Gambas:Video CNBC] (sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MWWFSG
via IFTTT
No comments:
Post a Comment