Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan pasar akhir pekan lalu dibandingkan hari ini, Senin (12/8/2019), mengutip data Refinitiv:
Periode | Kurs 9 Agustus (15:55 WIB) | Kurs 12 Agustus (07:29 WIB) |
1 Pekan | Rp 14.187,4 | Rp 14.229,81 |
1 Bulan | Rp 14.252,9 | Rp 14.235 |
2 Bulan | Rp 14.326,4 | Rp 14.310 |
3 Bulan | Rp 14.397,4 | Rp 14.385 |
6 Bulan | Rp 14.590,4 | Rp 14.652,09 |
9 Bulan | Rp 14.763,4 | Rp 14.821 |
1 Tahun | Rp 14.940,9 | Rp 14.910 |
2 Tahun | Rp 15.590 | Rp 15.590 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 9 Agustus pukul 15:59 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 14.234 |
3 Bulan | Rp 14.325 |
Sebelumnya, rupiah sudah menguat selama tiga hari perdagangan beruntun di pasar spot. Jika hari ini menguat lagi (meski peluangnya agak samar-samar), maka akan menggenapkan rantai apresiasi menjadi empat hari berturut-turut.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YRs7rK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment