Pages

Monday, August 12, 2019

Ekonomi Dunia Tak Sehat, Minyak Drop di Bawah US$ 55/barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari Selasa (13/8/2019) pukul 08:30 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Oktober melemah 0,22% ke level US$ 58,44/barel.

Sementara harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) kontrak pengiriman September terkoreksi 0,25% menjadi US$ 54,79/barel.

Sehari sebelumnya (12/8/2019) harga Brent dan WTI ditutup menguat masing-masing sebesar 0,07% dan 0,79%.

Risiko eskalasi perang dagang AS-China masih menjadi beban di pasar minyak mentah dunia. Pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa dirinya masih belum siap untuk membuat kesepakatan dengan China, meskipun dialog dagang tetap berlanjut.

Sebelumnya, Trump sudah mengumumkan rencananya untuk mengenakan bea impor 10% pada produk China senilai US$ 300 miliar yang sebelumnya bukan objek perang dagang. Taipan properti itu juga masih membuka peluang untuk menaikkan bea impor tersebut lebih tinggi dari 25%.


China pun meradang,. Juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa negaranya sudah berhenti membeli produk pertanian asal AS.

Selanjutnya dalam sebuah wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan bahwa pihaknya masih menantikan kedatangan delegasi China di Washington untuk melanjutkan dialog tatap muka pada bulan September.

Namun hingga saat ini kejelasan mengenai pertemuan tersebut masih samar-samar. China masih belum memberikan tanggapan publik akan 'undangan' AS.


Beberapa analis memperkirakan ekonomi global bisa jatuh kepada resesi jika perang dagang terus berlanjut dan semakin parah.

Kala hal itu terjadi, maka pertumbuhan permintaan energi, yang salah satunya berasal dari minyak, juga akan tertekan. Otomatis harganya juga mendapat tarikan ke bawah.

Namun setidaknya masih ada sentimen positif di pasar minyak mentah, sehingga harganya tidak jatuh terlalu dalam.


Arab Saudi tengah berencana menekan ekspor minyak mentah ke bawah level 7 juta barel/hari pada bulan Agustus dan September, meskipun mengaku bahwa permintaan masih tetap tinggi.

"Permintaan secara umum masih kuat. Tapi kami akan menjaga ekspor di bawah 7 juta barel/hari," ujar pejabat Arab Saudi, dikutip dari Reuters.

Uni Emirat Arab (UEA) juga kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga pasokan minyak tetap rendah.

Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei mengatakan bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan bertemu pada tanggal 12 September 2019 di Abu Dhabi untuk meninjau ulang kondisi pasar minyak mentah global.

Dengan ini ada harapan bahwa OPEC+ (OPEC dan sekutunya) memangkas pasokan lebih dalam lagi.

Seperti yang telah diketahui, OPEC+ telah sepakat untuk memperpanjang masa pemangkasan pasokan 1,2 juta barel/hari hingga Maret 2020 mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Z21m3O
via IFTTT

No comments:

Post a Comment