Pages

Sunday, August 11, 2019

Indeks Baru Siap Dirilis Pagi Ini, Apa Menariknya?

Jakarta, CNBC IndonesiaBursa Efek Indonesia (BEI) akan menerbitkan dua indeks baru pada Senin 12 Agustus ini. Kedua indeks baru tersebut adalah IDX Value30 dan IDX Growth30 untuk melengkapi sejumlah indeks acuan di pasar modal yang sudah ada sebelumnya.

Dalam keterangannya, BEI menyebutkan, dua indeks yang akan dirilis tersebut dipilih dari saham-saham yang paling likuid dan mengacu pada saham yang ada di dalam indeks IDX80.

Penilaian IDX Value30 dan IDX Growth30 akan menitikberatkan pada price to book value (PBV) dan price earning ratio (PER) yang paling rendah, namun memiliki fundamental yang baik. PBV adalah rasio yang membandingkan nilai pasar suatu saham terhadap nilai buku per saham, biasanya dipakai untuk melihat bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan asuransi.


Adapun PER adalah perbandingan antara harga saham dan laba bersih perusahaan. Dengan tahu level PER dari satu emiten, calon investor bisa tahun apakah harga saham emiten itu wajar atau tidak secara nyata.

Kepala Unit Pengembangan Produk 1 BEI, Kautsar Nurahmad menjelaskan bahwa indeks tersebut juga terdiri dari emiten yang pertumbuhan labanya cukup baik dan sahamnya sering ditransaksikan alias likuid.

"Penentuan PER dan PBV dilihat berdasarkan laporan keuangan emiten terakhir," kata Kautsar kepada reporter CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).

Menurut Kautsar, penerbitan indeks baru di bursa akan membantu pengembangan produk investasi pasar modal, utamanya adalah penggunaan sebagai acuan bagi reksa dana indeks atau reksa dana yang ditransaksikan di bursa atau Exchange Traded Fund (ETF).

BEI mencatat, saat ini sudah ada 32 reksa dana indeks dan 28 ETF. Pertumbuhan jumlah ETF paling besar terjadi tahun lalu, di mana jumlahnya naik dari 14 menjadi 24 produk.

Apa keunggulan dua indeks ini?

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan alasan mengapa anggota IDX-30 akan diambil dari IDX-80 tapi didasari penghitungan likuiditas saham dan kapitalisasi pasar terbesar. Pemilihan saham akan mengincar yang valuasinya masih lebih baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang menjadi terdekat.


Lebih baiknya valuasi tersebut dilihat dari nilai intrinsik yang masih lebih tinggi dari harga saham di pasar dan dibandingkan dengan pesaingnya, atau dengan kata lain, harganya masih lebih murah daripada nilai fundamental perseroan. 

Hal tersebut sesuai dengan semangat dari definisi value stock, yang dapat menggunakan penghitungan valuasi dari sisi harga saham per laba atau PER dan harga saham per nilai buku atau PBV, atau juga valuasi lain.

"Setelah dikaji, diambil jumlahnya 30 karena dari indeks yang sudah ada, yang paling banyak dipakai adalah Indeks IDX-30. Sesuai tema, nantinya akan dilihat dari PE ratio dan PBV, 50:50 [masing-masing jumlahnya dari PE ratio dan PBV]," ujar Hasan belum lama ini.


Mantan Dirut Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) ini menegaskan indeks saham tematik baru tersebut akan melengkapi kelompok indeks yang didasari faktor-faktor khusus. 
Faktor-faktor khusus tersebut menjadi satu dari empat kelompok indeks yang menjadi bagian dari keluarga indeks, didasari oleh pengelompokan benchmark indeks di bursa secara global.

Tiga kelompok indeks lain yang harus ada dan harus dikembangkan di setiap bursa saham, adalah indeks utama (headline index), indeks sektoral (sectoral index), dan indeks tematik (thematic index).

Adapun c

ontoh headline index adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), IDX-30, IDX-80, dan LQ-45. Indeks sektoral yakni sembilan sektor ditambah satu manufaktur. Indeks tematik, yang sudah ada di bursa adalah SRI-Kehati dan Pefindo i-Grade.

Simak, jadilah anak muda yang mantab investasi saham.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MWrjeU
via IFTTT

No comments:

Post a Comment