Pages

Monday, August 12, 2019

Melesat Lagi, Harga Emas Dunia Sentuh US$ 1.522/Oz

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga emas dunia pada pagi hari ini masih sangat terbatas dengan kecenderungan menguat.

Pada perdagangan hari Selasa (13/8/2019) pukul 08:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) menguat 0,33% ke level US$ 1.522,2/troy ounce (Rp 685.234/gram).

Adapun harga emas di pasar spot melemah terbatas 0,03% menjadi US$ 1.510,65/troy ounce (Rp 680.035/gram).


Sehari sebelumnya, harga emas COMEX dan spot menguat masing-masing sebesar 0,58% dan 0,96%.

Ketidakpastian hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China masih menjadi faktor yang mendorong minat investor untuk mengoleksi emas.

Pasalnya, pada akhir pekan lalu Presiden AS, Donald Trump, mengatakan dirinya masih belum siap untuk membuat kesepakatan dengan China. Sebelumnya dirinya juga sudah mengancam akan mengenakan tarif 10% pada produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.


Beberapa analis memperkirakan jika perang dagang AS-China terus tereskalasi bisa menyebabkan perekonomian global jatuh kepada resesi. Hal itu dikarenakan AS dan China merupakan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Pengaruhnya akan melebar ke seluruh penjuru negeri.

Di tengah ketidakpastian perekonomian global seperti ini, harga emas akan mendapat sentimen positif. Emas seringkali diburu investor untuk dijadikan instrumen pelindung nilai.

"Apapun masih mungkin terjadi [terhadap harga emas], jika negosiasi dagang [AS-China] terus memburuk, harga bisa naik lebih tinggi lagi," ujar Miguel Perez-Santalla, wakil direktur Heraeus Metal Management di New York, dikutip dari Reuters.


Sementara itu, investor juga masih menantikan simposium tahunan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) di Wyoming pada pekan depan. Pelaku pasar ingin mendapatka gambaran yang lebih besar perihal sikap (stance) kebijakan moneter The Fed.

Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan The Fed memangkas target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada rapat Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) bulan September mencapai 83,5%. Ada kemungkinan suku bunga dipangkas hingga 50 basis poin sebesar 16,5%.

Artinya pelaku pasar masih 100% yakin bahwa suku bunga acuan The Fed akan dipangkas bulan depan. Perihal seberapa besar masih bisa berubah tergantung sinyal-sinyal yang diberikan The Fed.

Ini Negara dengan Cadangan Emas Terbesar
[Gambas:Video CNBC]

Jika sikap The Fed semakin dovish alias menurunkan suku bunga lebih banyak, maka harga emas akan mendapat dorongan ke atas lagi.

Pasalnya, suku bunga yang rendah akan menyebabkan likuiditas dolar AS meningkat dan melemahkan nilai tukarnya. Dalam kondisi tersebut pelaku pasar akan banyak memburu emas untuk mengurangi risiko koreksi nilai aset.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/31zdNSf
via IFTTT

No comments:

Post a Comment