Pages

Wednesday, September 25, 2019

Harga Minyak Bisa di Atas US$ 75/barel, Berapa Idealnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mentah dunia diprediksi bisa meloncat di atas US$ 75 per barel jika kekurangan pasokan minyak dunia tidak segera dipenuhi oleh produsen, usai serangan pesawat nirawak (drone) yang menyebabkan kebakaran pada dua fasilitas perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco.

Ari Kuncoro, Guru Besar dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengatakan, serangan drone pada Sabtu (14/9) dini hari itu menghilangkan produksi minyak sekitar 5,7 juta barrel per hari dari pasar dunia.

Hal ini, jika tidak dikompensasikan, akan meningkatkan harga minyak, baik melalui jalur selisih permintaan dengan pasokan maupun melalui ekspektasi perdagangan instrumen derivatif keuangan berjangka.

Ari yang baru terpilih menjadi Rektor UI periode 2019-2024 pada Rabu (25/9) ini mengatakan serangan ke fasilitas Aramco itu membuat perekonomian dunia yang sudah tidak menentu akibat perang dagang Amerika Serikat-China menjadi semakin tak menentu.


"Serangan itu sempat membangkitkan kepanikan di pasar minyak dunia yang tercermin dari kenaikan harga minyak, segera setelah serangan itu. Kualitas minyak mentah standar diwakili WTI [West Texas Intermediate], sementara kualitas premium diwakili Brent. Ada selisih harga kurang lebih US$ 10 per barel di antara dua kualitas tersebut," kata Ari kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/9/2019).

Dia mengatakan, harga minyak Brent (untuk patokan Eropa dan Asia) sudah naik saat ini hampir 20% ke US$ 72 per barel atau kenaikan tertinggi sejak 14 Januari 1991 pada saat Perang Teluk pecah.

Sementara itu, harga minyak jenis WTI (untuk patokan Amerika) juga naik menjadi sekitar US$ 65 per barel.

"Situasi ini sempat menimbulkan kepanikan sehingga terjadi spekulasi harga minyak akan naik ke US$ 100 per barel, bahkan lebih. Hal ini mendorong anggaran bahwa resesi dunia yang belum pasti kapan terjadinya, akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat," jelas Ari yang juga dikenal sebagai ekonom ini.

PAGI-Harga Minyak Bisa di Atas US$ 75/barel, Berapa Idealnya?Foto: Kondisi fasilitas minyak Aramco usai serangan drone (REUTERS/Hamad l Mohammed)



Harga minyak berpotensi rekor

Dia menganalisis, jika kekurangan pasokan minyak sekitar 5,7 juta barel per hari dari pasar dunia itu tidak dikompensasi, maka ada beberapa skenario kenaikan harga minyak dunia.

Bila dalam 6 pekan situasi kekurangan pasokan itu tidak bisa diatasi, harga minyak Brent bisa meloncat sampai US$ 9 per barel menjadi US$ 75 per barel.

Skenario lain, jika kekurangan suplai ini tidal kunjung diatasi, maka harga minyak dunia akan melesat di atas US$ 75 per barel. "AS mungkin akan mengeluarkan cadangan strategisnya untuk mencegah harga mendekati US$ 100 per barel," jelasnya.


Menurut Ari, pasar minyak saat ini sudah berbeda dengan periode tahun 1980-an dan 1900-an karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC tidak lagi menjadi pemain dominan.

Ekspor minyak negara-negara anggota OPEC saat ini Hanya meliputi 60% dari ekspor minyak dunia sehingga lebih mirip model oligopoli Cournot (biasa disebut duopoli) yang contestable (persaingan). Lazimnya, pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar.

Lalu berapa idealnya harga minyak dunia?

LANJUT HALAMAN 2 >>

(tas/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2mNNYz2
via IFTTT

No comments:

Post a Comment