Pages

Monday, October 7, 2019

Asa Damai Dagang AS-China Dorong Straits Times Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura mengawali perdagangan hari ini (8/10/2019) di zona hijau seiring adanya harapan dialog lanjutan antara Amerika Serikat (AS) dan China pekan ini akan membuahkan hasil.

Indeks Straits Times dibuka menguat 0,25% ke level 3.107,10 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 17 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 2 saham melemah, dan 10 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Dialog dagang level tinggi antara dua kekuatan ekonomi dunia akan dimulai pada Kamis pekan ini, di mana para analis dari J.P Morgan memproyeksi ada 4 kemungkinan skenario yang bisa muncul dari hasil pertemuan kali ini, dilansir CNBC International.


Pertama, pertemuan 'ice-breaking' yang akan menghasilkan kesepakatan besar dalam beberapa bulan mendatang. Kedua, 'kesepakatan mini' yang berfokus pada pembelian produk pertanian AS dan beberapa reformasi struktural dengan penundaan pengenaan tarif baru tanpa batas waktu.

Ketiga, 'status quo' tanpa kesepakatan, di mana pengenaan tarif baru berpotensi untuk tetap dilanjutkan tetapi negosiasi tetap berlanjut. Keempat, 'skenario perpisahan' yang berujung tidak adanya kesepakatan dan dialog lebih lanjut antara Washington dan Beijing.

Para analis dari J.P Morgan memproyeksi pertemuan kali ini akan jatuh pada skenario ketiga, yakni 'status quo'. Sedangkan investor memiliki harapan tinggi atas skenario kedua, yaitu 'kesepakatan mini'.

Lebih lanjut, meskipun sentimen asa damai dagang lebih mendominasi, pelaku pasar harap terus mencermati sinyal dari perwakilan dagang masing-masing negara.

Pasalnya pemberitaan Bloomberg baru-baru ini menyebutkan pihak China mulai ragu atau enggan untuk menyetujui kesepakatan dagang yang menyeluruh dengan Negeri Paman Sam.

Wakil Perdana Menteri Negeri Tiongkok, Liu He, mengatakan bahwa komitmen yang ditawarkan Beijing tidak termasuk reformasi kebijakan industri atau subsidi pemerintah. Padahal, dua komitmen tersebut merupakan tuntutan utama yang diminta oleh pihak Washington.

Sementara itu, sebelumnya Presiden AS Donald Trump akan menghapus pencatatan (delisting) saham-saham perusahaan China yang melantai di Wall Street dan membatasi penggunaan dana pensiun pemerintah di pasar keuangan Negeri Tiongkok. Gedung Putih juga dikabarkan mempertimbangkan membatasi bahkan memblokir semua jenis investasi AS di China

Meskipun, kemudian Juru Bicara Kementerian Keuangan AS Monica Crawley dan Penasihat Dagang Gedung Putih Peter Navarro membantah kabar tersebut.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LTUqyu
via IFTTT

No comments:

Post a Comment