Pages

Wednesday, October 9, 2019

Terjadi Kekacauan di Pasar Uang AS, Ini Penjelasan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Risalah pertemuan yang dirilis oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve pada hari Rabu menjelaskan bagaimana volatilitas baru-baru ini di pasar uang menarik perhatian para pejabat dan mendorong Fed untuk bertindak.
Berikut ini adalah garis besar waktu dari berbagai peristiwa, sebagaimana dijelaskan oleh catatan pertemuan:

Pasar uang sepi, tetapi masalah muncul tepat sebelum dimulainya pertemuan kebijakan di bulan September. Ada lonjakan permintaan uang tunai, yang tampaknya disebabkan oleh pembayaran pajak perusahaan yang besar dan penyelesaian (settlements) Treasury. Krisis likuiditas dengan cepat terjadi di pasar uang.


Ketidakpastian tentang berapa banyak uang tunai akan dibutuhkan menyebabkan beberapa reksa dana pasar uang menyediakan cadangan, bukannya memberikan pinjaman. Suku bunga pada perjanjian pembelian kembali Treasury, atau repo, naik menjadi lebih dari 5% pada 16 September dan di atas 8% sehari kemudian.
Lonjakan suku bunga repo, yang dipandang sebagai ukuran utama likuiditas, mulai mempengaruhi pasar pinjaman lainnya.

Federal Home Loan Banks, yang merupakan mayoritas pinjaman di pasar uang federal, mengurangi upayanya untuk memasukkan lebih banyak dana ke dalam pasar repo. Pergeseran itu mendorong suku bunga federal (FFR) yang efektif melampaui puncak kisaran target Fed pada 16 September, memaksa Fed untuk bertindak pagi berikutnya.

The New York Fed melakukan intervensi pada 17 September, menyuntikkan hingga US$ 75 miliar uang tunai ke pasar pinjaman overnight. Langkah ini berhasil, menurunkan suku bunga menjadi sekitar 2,5%.

Gejolak di pasar uang menawarkan jawaban yang potensial untuk beberapa pertanyaan yang diajukan para pejabat Fed sendiri. Ketika beberapa perusahaan ragu-ragu untuk meminjamkan, mereka mengatakan kepada The Fed bahwa bank-bank itu mungkin telah mengurangi tingkat cadangan yang mereka butuhkan.

Tetapi anggota komite kemudian meyakini bahwa tekanan di pasar pinjaman jangka pendek berarti sudah waktunya bagi mereka untuk mengevaluasi apakah ada cukup cadangan dalam sistem perbankan.

Tingkat cadangan menurun ketika bank sentral memangkas neraca, dan para pembuat kebijakan tahu bahwa suatu hari mereka mungkin perlu menaikkannya untuk menjaga agar suku bunga jangka pendek stabil.

Gubernur Fed Jerome Powell kemudian pekan ini mengumumkan bahwa mungkin sekarang lah waktunya untuk menaikkan neraca.

Powell juga menegaskan kembali satu poin klarifikasi yang disampaikan anggota Fed selama pertemuan terakhir, yaitu bahwa "setiap pembelian aset yang dilakukan untuk menstabilkan pasar uang tidak boleh disamakan dengan pelonggaran kuantitatif."

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2M4ijn8
via IFTTT

No comments:

Post a Comment