Pages

Friday, November 8, 2019

Terungkap! Facebook Gunakan Data Pengguna untuk Hajar Pesaing

Jakarta, CNBC Indonesia - NBC News merilis hampir 7.000 halaman dokumen bocor yang menunjukkan bagaimana Facebook memanfaatkan data penggunanya sebagai kuncian tawar-menawar demi menjalin kerja sama dengan pengembang aplikasi eksternal lainnya, sekaligus menjadi 'senjata' untuk berhadapan dengan para kompetitornya.

Cache
 (rekam jejak penyimpanan sementara data atau halaman HTML) dari dokumen Facebook yang bocor itu menunjukkan bagaimana CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengawasi rencana konsolidasi penguatan perusahaan dan mengendalikan para pesaing dengan memperlakukan data penggunanya sebagai kekuatan untuk tawar-menawar.

Dokumen-dokumen itu diperoleh dan sedang diterbitkan oleh NBC News, induk media dari CNBC International.


'Harta karun' data ini terdiri dari sekitar 7.000 halaman secara total, di mana sekitar 4.000 adalah komunikasi internal Facebook seperti email, obrolan web, catatan, presentasi, dan spreadsheet, terutama dari 2011 hingga 2015. Sekitar 1.200 halaman ditandai sebagai "sangat rahasia."

Data-data tersebut menunjukkan bagaimana Zuckerberg, bersama dengan dewan dan tim manajemen Facebook, menemukan cara untuk memanfaatkan data pengguna Facebook - termasuk informasi tentang teman, hubungan, dan foto - sebagai daya tawar atas perusahaan yang bermitra dengannya.

Dalam beberapa kasus, Facebook akan menghargai mitra dengan memberi mereka akses preferensial ke jenis data pengguna tertentu sambil menolak akses yang sama ke perusahaan pesaing.

Misalnya, Facebook memberi Amazon akses khusus ke data pengguna karena menghabiskan uang untuk iklan Facebook. Dalam kasus lain, aplikasi pesan MessageMe dibuat tak bisa mengakses data karena menjadi terlalu populer dan berpotensi dapat bersaing dengan Facebook.

Dokumen itu menunjukkan, Facebook berencana membingkai gerakan ini secara publik sebagai cara untuk melindungi privasi penggunanya.

Otoritas negara bagian dan federal saat ini tengah meneliti praktik bisnis Facebook. Pada Oktober lalu, Jaksa Agung New York Letitia James mengumumkan bahwa 47 jaksa agung dari negara bagian dan wilayah AS berencana untuk mengambil bagian dalam penyelidikan antimonopoli Facebook.


Selama musim panas, Komite Kehakiman atau House Judiciary Committee mengadakan rapat dengar pendapat tentang masalah antimonopoli di Silicon Valley, markas sejumlah perusahaan teknologi raksasa di California, sementara Komisi Perdagangan Federal juga terus memeriksa praktik-praktik perusahaan.

Dokumen-dokumen, yang pertama kali diterima NBC News dan laporkan pada April, berasal dari gugatan selama bertahun-tahun yang tertunda di pengadilan negara bagian di San Mateo County, California.

Selain komunikasi internal, dokumen itu termasuk endapan pernyataan dari karyawan Facebook dan saksi ahli (yang sebagian hilang) dan pengajuan pengadilan lainnya. Dokumen-dokumen ini tetap berada di bawah perintah perlindungan dalam gugatan perdata yang dikenal sebagai Six4Three v. Facebook.

Sebagai informasi, tahun 2015, pengembang sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna mencari foto pengguna berbikini, menggugat Facebook di pengadilan California. Aplikasi tersebut bernama Pikinis yang dibuat oleh Six4Three. Perusahaan itu mengaku bahwa aplikasinya rusak setelah Facebook mengganti kebijakan.

Pikinis pun harus ditutup lantaran Facebook megubah pengaturan privasi, yang mencegah para pengembang memanfaatkan data pengguna tanpa mereka sadari.


"Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, Six4Three, pencipta aplikasi Pikinis, mengambil dokumen-dokumen ini dari tahun lalu sebagai bagian dari gugatan untuk memaksa Facebook berbagi informasi tentang teman-teman pengguna aplikasi," kata Paul Grewal, Wakil Presiden dan Wakil Penasihat Umum di Facebook.

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh perusahaan pada bulan April, dikutip CNBC International.

"Kumpulan dokumen, dengan desain, hanya menceritakan satu sisi cerita dan menghilangkan konteks penting [lainnya]. Kami masih mendukung perubahan platform yang kami buat pada 2014/2015 untuk mencegah orang berbagi informasi teman-teman mereka dengan pengembang seperti pencipta Pikinis," tegasnya.

Facebook tidak menanggapi upaya konfirmasi dari NBC News. Facebook pun belum mempertanyakan keaslian dokumen yang diperoleh NBC News.

Medsos biarkan konten negatif, apa sanksinya?

[Gambas:Video CNBC]

 

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/34N8y3d
via IFTTT

No comments:

Post a Comment