Pages

Tuesday, July 23, 2019

Chevron Hengkang dari Proyek IDD, RI-AS Bisa Panas Dingin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek pengembangan laut dalam (Indonesia Deepwater Development) menyisakan sejumlah masalah.

Hingga saat ini, proyek IDD tahap II Gendalo-Gehem masih belum berjalan. Tampaknya proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan operator proyek, Chevron, berlangsung dengan cukup alot.

Gagasan proyek atas lapangan gas di Wilayah Kerja (WK) eksplorasi Rapak dan Ganal, Selat Makassar ini telah mencuat sejak tahun 2007. Pembahasan proyek sempat terhenti beberapa kali. Di 2018, bahkan Chevron melepas porsi di Selat Makassar.

Urusan biaya investasi seringkali membuat diskusi mentok. Awalnya, Chevron mengajukan nilai investasi proyek sebesar US$ 6,9 miliar kepada pemerintah pada tahun 2007.

Tapi karena harga minyak melonjak hingga menyentuh US$ 100/barel membuat Chevron berpikir ulang. Proposal biaya investasi pengembangan proyek (Plan of Development/POD) yang ditawarkan Chevron naik menjadi US$ 12 miliar di tahun 2014.

Sebagai informasi, angka investasi itu merupakan dana yang harus diberikan pemerintah kepada Chevron atas sebagai investment credit. Sejak saat itu hubungan pemerintah dengan Chevron meregang dan seringkali tarik ulur. Proses tawar menawar menjadi semakin alot.

Barulah pada Juni 2018, Chevron mau menurunkan biaya investasi IDD tahap II menjadi US$ 5 miliar. Itu pun setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, bertandang ke Washington untuk bernegosiasi dengan Chevron.

Jonan mengungkapkan penurunan biaya investasi bisa dilakukan karena adanya perubahan rencana teknologi yang digunakan pada proyek.

"Karena dulunya mau pakai FLNG (floating liquified natural gas) diganti dengan sistem Christmas Tree (sistem untuk mengekstrak gas)," ujar Jonan di Washingron, Senin (25/6/2018).

Kendati demikian, penurunan biaya investasi yang hampir 50% tersebut belum mampu mempercepat progres proyek IDD tahap II.

Sampai-sampai belum lama ini, sempat beredar desas-desus rencana penggantian operator IDD. Kabar tersebut diterima CNBC Indonesia dari seorang sumber yang menghadiri rapat kerja bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK) hari Sabtu (20/7/2019).

"Dalam waktu dekat akan ada pergantian operator IDD," ujar si sumber, menirukan ucapan seorang petinggi SKK Migas.

Belakangan, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar membantah perihal wacana pergantian operator IDD. "Tetap Chevron," ujar Sukandar melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2019).

Setelah dikonfirmasi, pihak Chevron masih enggan membeberkan lebih rinci terkait pembahasan dengan SKK Migas.

"Kami masih kontak secara reguler dengan SKK Migas. Bagaimanapun, sesuai dengan kebijakan kami, kami tidak bisa membuka rinci tentang pembahasan dengan SKK Migas tersebut," ujar Cameron Van Ast, External Affair Adviser Chevron Asia Pacific kepada CNBC Indonesia melalui surat elektronik.

Kini, masa depan proyek IDD masih gamang. Segala kemungkinan masih terbuka lebar.

BERLANJUT KE HALAMAN 2>>> (taa/gus)

Let's block ads! (Why?)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LDug4e
via IFTTT

No comments:

Post a Comment